Minggu, 11 Februari 2024

Hiasan Pagar Rumah Safro Hilang Entah Kemana

SEPULANG dari masjid, Safro langsung marah-marah. Hatinya sangat dongkol. Sebenarnya saat akan berangkat ke masjid Safro sudah ingin meluahkan amarahnya melihat pagarnya yang sudah kosong melompong. Taka da lagi banner sebagai alat kampenye para caleg yang sebelum ini terpasang rapi di pagar rumahnya. Dia ingin mengamuk. Tapi kepada siapa? Subuh begitu belum ada tetangga yang sudah bangun atau keluar rumah.

Selama salat dua rakaat itu sejatinya Safro hanya mengingat Tuhan. Tapi dia tidak bisa khusyuk. Konsentrasinya terbagi antara mengingat Allah dengan mengingat pagar yang sudah kosong dari gamba-gambar para caleg itu. Saya sudah izinkan dipasang di pagar rumah saya, siapa yang berani-beraninya membuka? Dalam salat Safro benar-benar merasakan perang dalam hati sendiri.

Baru saja sampai di rumah, sekembali dari masjid, Safro kembali keluar pekarangannya setelah memarkirkan motornya di dalam pekarangan. “Tina, ini siapa yang buka gambar-gambar caleg ini?” Suara pekik Safro membuat isterinya kaget. Tina keluar rumah dan mendekati suaminya yang tengah marah-marah. “Ini pagar kita kok sudah kosong? Sore semalam masih terpasang rapi poster dan gambar-gambar caleg itu. Siapa yang berani membukanya?” Isterinya sama sekali tidak menunjukkan rasa takut atau khawatir. Kan malam tadi, jam 12 adalah batas akhir alat kampanye terpasang? Psatilah Sapol PP yang buka. Tina kembali mask rumah tanpa menjawab apapun.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...