Sabtu, 22 November 2014

Jika Mau, Guru Mampu

Latihan di Teriknya Matahari
SESUAI hasil rapat majelis guru, untuk apel bendera Senin Pagi, 24 November 2014 di SMA Negeri 3 Karimun dialihkan ke hari Selasa (25/ 11) yang merupakan tanggal peringatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-69 tahun 2014. Lagi pula, pada 24 November itu ada apel besar dalam rangka HUT PGRI Kabupaten Karimun yang disejalankan dengan peringatan hari Korpri dan hari Kesehatan Karimun.

Karena apel pada 25 November nanti adalah dalam rangka memperingati HUT (Hari Ulang Tahun) PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) dan Hari Guru Nasional di lingkungan SMA Negeri 3 Karimun maka disepakati pula bahwa yang akan menjadi pelaksana pada upacara bendera itu nanti adalah para guru dan pegawai di lingkungan sekolah ini. Seperti biasanya adalah para siswa sebagai pelaksana maka pada hari bersejarah ini akan dilaksanakan oleh para guru.

Maka didakanlah latihan-latihan untuk persiapan upacara tersebut. Ternyata para guru itu mampu membuktikannya. Mereka memang bisa melaksanakan upacara itu. Pengerek bendera --Bu Nofa, Pak Suhaimi dan Pak Beni-- misalnya, tampak begitu serius melaksanakan latihan. Begitu juga para personel lain seperti komandan upacara (pak Ronal), pembaca undang-undang dan ikrar guru (Bu Vera dan Bu Dewi). Pemimpin lagu adalah Bu Rama yang memimpin semua guru dan pegawai untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya

Ada bebrapa hal penting yang menurut saya pantas untuk diapresiasi atas persiapan dan latihan upacara ini. Pertama, kegiatan latihan ini adalah atas prakarsa mereka sendiri. Walaupun kepercayaan memikul beban sebagai pelaksana upacara bendera datangnya dari Kepala Sekolah namun untuk latihan-latihan mereka melaksanakannya sendiri tanpa harus menunggu arahan dari pimpinan sekiolah. Dengan koordinasi bersama para Wakil Kepala Sekolah serta perwira upacara yang sudah dipercaya, mereka mengadakan latihan-latihan bersama dengan serius. Prakarsa tanpa menunggu perintah inilah yang pantas dicontoh.

Kedua, para guru itu berlatih tanpa harus mengorbankan jam belajar yang terlalu banyak. Hanya beberapa menit menjelang bel pulang (14.00) saja mereka meminta waktu kepada anak-anak untuk berlatih. Latihan sendiri terkadang memerlukan waktu antara 50 s.d. 90 menit. Artinya mereka baru pulang ke rumah melwati waktu satu jam lebih selepas bel berbunyi. Mereka mau mengorbankan waktu yang harusnya sudah berkumpul dengan keluarga untuk latihan bersama demi tanggung jawab ini.

Dan masih ada yang juga harus diapresiasi, menurut saya yaitu, ketiga, mereka berlatih di tengah teriknya matahari. Pastilah sangat panas waktu-waktu seperti itu. Antara pukul dua dan tiga siang itu jelas mataharinya masih menusuk kepala jika tidak ada pelindung. Walau musim hujan saat ini, tapi setiap latihan, mataharinya ternyata selalu garang. Teriknya minta ampun. Itulah sebabnya beberapa orang menggunakan tudung kepala atau memakai payung, terutama para penyanyinya ketika latihan. Ini jelas memerlukan ketekunan dan kemauan yang tinggi, baru bisa lancar kegiatannya. Kemauan memang telah mengalahkan segala alangan yang menghadang. Para guru itu memang mampu karena bekal kemauan itu.

Harapan kita, tentu saja pada H-nya nanti upacara ini berjalan dengan baik dan lancar. Lagi pula, jika tidak ada aral mengalang, inysaallah yang akan menjadi pembina upacaranya adalah Pak M. Taufik, Ketua Komisi I (membidangi pendidikan) DPRD Kabupaten Karimun. Tentu saja akan sangat membanggakan jika upacara itu dapat berjalan dengan lancar di hadapan anggota yang terhormat itu. Guru pula sebagai pelaksana, betapa akan bangganya para siswa menyaksikan gurunya membuktikan kemauan dan kemampuannya. Semoga!***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Merasa tak Diawasi

Tersebab tak merasa diawasi Aku bisa melakukan apapun yang aku kehendaki Merasa tak ada yang melihat gerak-gerik Aku melakukan apa saj...