Rabu, 26 Oktober 2016

Belajar ke Seberang: Catatan Perjalanan ke Terengganu (1)

MASIH pagi, Kamis (20/10/16) itu. Tapi semua peserta 'Kunjungan Balasan dan Studi Banding' SMA Negeri 3 Karimun sudah berada di Pelabuhan Tanjungbalai Karimun. Sesuai arahan panitia, semua peserta wajib sudah berada di sekitar pelabuhan pada pukul 07.00 WIB itu. Satu jam sebelum kapal trayek Tanjungbalai Karimun - Puteri Harbour bergerak semua peserta harus sudah berkumpul. Paspor akan dicap dan ticket akan dibagikan pagi itu.

Hari ini, rombongan SMANTIKA (SMA Negeri 3 Karimun) akan memulai perjalanan empat harinya ke negeri seberang. Tujuan perjalanan ini adalah untuk mengadakan kunjungan balasan ke SMK (Sekolah Menengah Kebangsaan: sekolah negeri di Indonesia) Berasrama Penuh Integrasi Batu Rakit, Kuala Terengganu, Terengganu Darul Iman, Malaysia. SMK Berasrama Penuh (SBP) Integrasi Batu Rakit adalah salah satu sekolah berpestasi tinggi di Malaysia yang sudah beberapa kali datang ke SMANTIKA untuk menjalin silaturrahim sekaligus melaksanakan Program Pengantarbangsaan SBP Integrasi Batu Rakit.

Setelah beberapa kali direncanakan untuk melakukan kunjungan balasan, baru tahun 2016 inilah rencana itu terkabul. SBP Batu Rakit berkunjung pertama kali ke SMANTIKA pada tahun 2012 lalu. Dan sejak itu, SMANTIKA selalu merencanakan untuk datang ke Malaysia untuk melakukan kunjungan balasan. Tahun 2013 bahkan SBP Batu Rakit mengundang khusus dalam satu even di sekolahnya. SMANTIKA hanya mengirimkan dua orang guru dan beberapa orang siswa sebagai peserta even tersebut.

Lagi pula SBP Batu Rakit sudah dua kali berkunjung hingga tahun ini. Sementara rencana SMANTIKA belum kunjung terwujud hinggalah tahun 2016 ini. Tahun 2016 inilah baru terwujudnya rencana sudah empat tahun itu. Surat izin dari Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun pun sudah dikantongi sejak sepuluh hari sebelumnya. Sebanyak 17 orang siswa dan 15 orang guru (termasuk Kepala Sekolah) ikut dalam rombongan kunjungan balasan ini.
Pasca Jamuan Makan Malam oleh Ketua Komite SBP

Berangkat hari Kamis pagi itu, rombongan menghabiskan waktu seharian di Johor Bahru di hari pertama di Malaysia. Beberapa lokasi wisata dikunjungi seperti ke Legoland, Taman Istana Raja dan beberapa tempat belanja. Pada sore menjelang malam, bus pariwisata (bas Persiaran sebutan orang Malaysia) dengan nomor plat JPA 9760 yang kami tumpangi selama empat hari ke depan, bergerak meninggalkan negara bagian Johor Bahru menuju Terengganu, tujuan utama perjalanan kunjungan balasan ini.

Menjelang subuh (Jumat, 21/10) esoknya kami sudah memasuki negara bagian Terengganu. Kami berhenti sekitar pukul empat pagi di Masjid Tengku Tengah Zahrah, Terengganu. Kami mandi pagi itu di masjid yang berdiri di atas sebuah danau itu. Masjid berada di atas danau, maka masjid ini disebut sebagai masjid terapung. Kami solat subuh bersama dengan jamaah masjid. Sungguh menyenangkan, karena solat subuh itu kami dapat mengikuti imam yang membawakan surah Assjadah untuk melakukan sujud sajadah yang biasa memang dilakukan di subuh Jumat.

Dari masjid ini kami meneruskan perjalanan ke sekolah yang sudah kami rencanakan, Sekolah Menengah Kebangsaan Berasrama Penuh Integrasi Batu Rakit, Kuala Terengganu. Pagi sekitar pukul tujuh (WIB) atau pukul delapan (WIM) kami dijamu sarapan pagi di Dewan Makan sekolah ini. Selesai sarapan pagi, acara dilanjutkan dengan sesi temu ramah di ruang pertemuan yang didahului dengan berfoto bersama di halaman depan sekolah.
Masjid Kristal Terengganu

Pada pertemuan yang dihadiri oleh beberapa orang guru dan siswa SBP Batu Rakit, itu terasa sekali rasa silaturrahim yang sudah terjalin sejak beberapa tahun sebelumnya. Kepala Sekolah (Pengetua) SBP Batu Rakit, Nchek Hamidah menjelaskan panjang lebar kemajuan dan prestasi yang diraih sekolah dengan moto Brain ini. Sementara Kepala SMA Negeri Karimun juga menjelaskan perihal perkembangan sekolahnya di Karimun.

Setelah acara temu-ramah, kegiatan dilanjutkan kunjungan (tinjauan) ke salah satu ruang yang berisi data-data penting yang menggambarkan perjalanan perkembangan sekolah yang mempunyai siswa kurang lebih 400-an orang ini. Sangat mengagumkan kami mendengar penjelasan langsung dari Kepala Sekolah dan guru sekaligus melihat dan membaca langsung data-data yang terpapar di ruang khusus itu. Konon, ruangan itu tidak dibuka kepada umum, kecuali tamu-tamu khusus seperti pejabat pendidikan di negeri atau negara Malaysia.

Menjelang siang, rombongan SMANTIKA kembali dijamu makan, untuk makan siang di ruangan Dewan Makan. Selanjutnya berpamitan dan rombongan meninggalkan sekolah ini untuk menuju Sekolah Menengah Sain Hulu Terengganu. Kunjungan ke sekolah sain ini adalah kunjungan tambahan yang disepakati antara tiga sekolah, SMANTIKA, SBP Batu Rakit dan SMK Sain Hulu Terengganu. Setelah melaksanakan solat Jumat (bagi yang laki-laki) di masjid yang kami lalui di perjalanan menjelang sampai, rombongan meneruskan perjalanan ke sekolah ini. Dan tepat pukul 15.30 Waktu Malaysia, kami sampai dan disambut oleh warga sekolah yang masih baru ini.

Beberapa acara dan pertunjukan seperti di SBP Batu Rakit kembali ditampilkan oleh siswa/ siswi SMANTIKA, seperti tarian dan nyanyian. Juga ada pembacaan bait-bait Gurindam 12, karya agung Raja Ali Haji. Sementara dari siswa/ siswi tuan rumah juga menampilkan beberapa kreasi seni. Sebelum penampilan kesenian, diadakan sesi pidato oleh kedua Kepala Sekolah. Kegiatan ditutup dengan makan sore di salah satu sudut ruangan aula yang sangat luas itu. (bersambung)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Merasa tak Diawasi

Tersebab tak merasa diawasi Aku bisa melakukan apapun yang aku kehendaki Merasa tak ada yang melihat gerak-gerik Aku melakukan apa saj...