Jangan Tidak Kalau Hendak

DARI banyak motivasi yang disampaikan para motivator, berikut ini ada 8 (delapan) 'tidak' yang memang tidak boleh dibiasakan atau tidak boleh dilaksanakan jika ada kehendak yang ingin diwujudkan. Bahasa singkatnya, 'jangan bersikap tidak jika ada kehendak'. Risiko dari tidak pada pesan motivasi ini benar-benar fatal akibatnya bagi capaian keinginan. Dapat dipastikan bahwa dengan sikap tidak ini maka kehendak dan harapan yang diinginkan tidak akan pernah tercapai. 

Sari motivasi ini dikutip dari beberapa bacaan, tentunya. Sama sekali bukan utuh dari endapan pikiran sendiri. Sudah sangat banyak ditulis dan atau disebut para ahli atau orang-orang hebat dalam negeri atau di luar negeri. Terakhir, sebelum tulisan ini diluncurkan kedelapan pesan ini disampaikan oleh seorang teman di salah satu grup WA yang kebetulan saya ikut dalam grup itu. Penulis dengan nama Rita Susanti ini sebelum sampai kepada sari motivasinya mengisahkan di awal tulisannya seorang lelaki yang semula (di awal-awal usahanya) selalu gagal, tapi belakangan dia justeru sukses. (Maaf, saya tidak menelusuri, apakah pikiran ini asli dari dia, saya berbaik sangka saja).

Dengan mencontohkan seorang lelaki yang tidak jadi kuliah karena tidak diterima, lalu si lelaki ini bekerja karena berumah tangga setelah dinikahkan keluarga. Dalam setiap pekerjaan yang ditekuni, setiap itu pula dia mengalami kegagalan. Dari mencoba menjadi guru hingga ke berbagai pekerjaan sudah dicoba, tapi tetap saja tidak berhasil. Isterinya, setiap dia pulang dalam keadaan bersdih kaena gagal lagi, gagal lagi, justeru terus memberinya semangat. Semangat lagi, semangat lagi. Si isteri tidak pernah putus asa memberi semangat dan selalu berpikir positif tentang masa depan.

Sampailah suatu hari --setelah belasan tahun mencoba-- dia akhirnya sukses juga. Kini dia sudah jadi bos dengan kekayaan melimpah. Dan tiba-tiba saja dia bertanya kepada isterinya, mengapa dulu itu ketika berulang-ulang dia gagal, isterinya tetap saja optimis dengan memberi berbagai dorongan. Sederhana saja isterinya menjawab bahwa setiap manusia itu bagaikan tanah yang jika tidak bisa tumbuh satu jenis tanaman, harus tetap dicoba menanam tanaman jenis lain. Harus yakin bahwa di setiap tanah akan selalu ada tanaman yang bisa tumbuh. Itulah konsepnya, ternyata.

Dan dari pengalaman sekian tahun berusaha hingga sukses itulah, akhirnya keduanya menyimpulkan dan yakin dengan kesimpulan mereka perihal kesuksesan yang diraih lelaki itu bisa dirangkum dalam beberapa motivasi ini. Sari motivasi yang berinti 'jangan tidak' ini tentu saja sebagai pesan kepada semua orang jika ingin sukses jangan lakukan itu.

Intinya, jangan lakukan satu sikap tertentu untuk memperoleh keberhasilan lain yang diinginkan. Inilah beberapa hal yang jika bersikap 'tidak' maka apa yang menjadi kehendak tidak akan pernah didaptkan. Apa dia? Inilah simpulannya, 1) Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun dia diberi gunung emas (kekayaan melimpah) maka tetap saja tidak akan bisa merasakan kebahagiaan. Nah, ini hal pertama yang harus bahkan wajib diperhatikan. Artinya, jangan tidak menghargai sekecil apapun perolehan itu.

Hal kedua adalah, 2) Orang yang tidak bisa toleran seberapa banyak pun temannya, akhirnya tetap saja dia akan sendirian; Selanjutnya berturut-turut sebagai berikut, 3) Orang yang tidak tahu bersyukur, maka seberapa pintar pun dia tetap saja tidak akan pernah sukses; 4) Orang yang tidak bertindak nyata, seberapa cerdaspun dia maka tidak akan pernah tercapai cita-citanya; 5) Orang yang tidak bisa bekerja sama dengan orang lain, seberapa gigih dan giatpun kerjanya maka tetap tidak akan dapat hasil optimal;  6) Orang yang tidak bisa menabung alias berhemat, dan ketika mendapat rezeki seberapapun tetap saja tidak akan bisa menjadi kaya; dan yang terakhir, 8) Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, walaupun berobat terus, akan tetap tidak bisa berumur panjang. Tuhan memang tidak akan menjamin usia seseorang yang senantiasa menyia-nyiakan usianya itu.

Wow, motivasi yang sangat berguna bagi kita, siapa pun kita. Dan jika kutipan ini tidak memadai karena tidak menyertakan sumber lain yang mungkin lebih awal mengatakan pernyataan itu, penulis ini tentu minta maaf. Tulisan terakhir yang dipakai merangkai catatan ini adalah yang terdapat dalam WA itu. Izinkan saya karena hanya menyebut orang terakhir itu saja. Selamat merenungkannya.***