Sabtu, 06 Januari 2024

Safro Takut Ikut Memilih

SEJAK dimulainya kampanye Pemilu dua pekan lalu hati Safro berdegup kencang. Hatinya tidak tenang. Bukan karena dia diancam oleh Tim Pemenangan salah satu Paslon karena berbeda pilihan. Safro selama ini tidak pernah memberikan suaranya dalam setiap Pemilu. Begitu juga dalam Pilkada. Tidak ada gunanya, katanya dalam hati. Petugasnya curang. Safro kembali teringat kasus dalam Pemilu lalu. Waktu itu dia kebetulan ikut menjadi panitia pemilihan di desanya.

"Tolong surat suara yang dihitung adalah yang sudah dipersiapkan itu," pesan ketua panitia pemilihan dalam satu rapat. Safro bertugas menukar surat suara setelah pencoblosan. Itu tidak mudah. Dalam waktu yang amat sangat singkat Safro dan dua orang temannya harus bisa membuka koyak suara tanpa diketahui siapapun. Lalu surat suara yang sudah dipersiapkan dimasukkan setelah surat yang ada di dalamnya dikeluarkan terlebih dahulu. Safro dan dua temannya melakukan itu dengan hati penuh takut. Tapi wajib dilakukan karena ditekan sedemikian rupa.

Sejak itu Safro betul-betul trauma. Isu kecurangan begitu kencang di desanya dalam Pemilu itu. Tapi tidak ada yang sampai dipenjara. Memang ada yang dipanggil oleh aparat atas isu itu. Tapi semuanya berjalan seperti apa adanya. Seolah-olah tidak ada kecurangan. Sehari setelah perhitungan di desa Safro jatuh sakit. Dia tidak ikut lagi ke kecamatan. Safro benar-benar ketakutan meskipun orang-orang sepertinya tidak ada yang tahu perbuatannya itu. Sejak itulah dia selalu sangat ketakutan setiap datangnya Pemilu atau Pilkada. Dia takut ikut memilih.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...