TELAH satu tahun
penuh sejak 01 Januari 2018 lalu hingga hari ini, Selasa, 01 Januari 2019 kita
dianugerahi hidup oleh-Nya. Meski kita berharap hidup dan sehat dalam satu
tahun atau ke tahun-tahun selanjutnya, namun pasti tidak ada diantara kita yang
tahu pasti bahwa kita akan benar-benar bisa hidup dan sehat hingga hari ini.
Kini, kita
benar-benar hidup hingga awal tahun baru, 2019. Kita dapat menghirup udara baru
di awal tahun baru. Kita tidak sedang bermimpi bahwa kita masih ada di tahun
baru ini. Cubitlah kulit sendiri, terasa sakit. Coba panggillah teman atau orang yang berada di
sekitarmu, mereka tentu menyahut. Itu bukti kita benar-benar hidup di tahun baru. Maka pasti kita akan bersyukur
kepada-Nya.
Jika pun ada
diantara kita yang sedang sakit atau masalah lainnya, tetaplah kita bersyukur
bahwa kita masih dianugerahi hidup di tahun baru. Kita masih diberi kesempatan.
Jika kita sakit, diberi kesempatan untuk berobat. Jika kita masih belum meraih
harapan, kita masih diberi kesempatan untuk meraihnya.
Sambil mengucapkan
'selamat datang tahun baru' mari kita perbaharui juga cita-cita dan harapan
kita. Persoalan-persoalan yang tersisa di tahun lalu, mari kita selesaikan pada
tahun baru. Sekali lagi, SELAMAT DATANG TAHUN BARU 2019. Tahun baru, dengan
semangat baru.
Tapi apakah cukup
degan semangat baru saja? Tentu saja tidak. Kita perlu mempunyai strategi
tertentu untuk memasuki dan menjalani hidup di tahun 2019 ini. Pesan guru kita,
‘jangan hari ini lebih jelek dari pada hari kemarin’ bahkan sama saja hari ini dengan hari kemarin, itu juga
tidak boleh, maka kita wajib mengatur strategi tertentu untuk membuat hasil
besok bisa lebih baik dari pada hari ini atau tahun lalu.
Bagaimana? Pertama, pasti tentang dasar dan pondasi kekuatan mental kita sendiri. Bagaikan akan membangun rumah, maka pondasi rumah adalah utama. Bagi kita, pondasi itu adalah berupa kemampuan kita secara mental menghadapi tahun baru. Sebagai umat beragama, iman dan keyakinan kita kepada Tuhan adalah pondasi dasarnya. Dengan kepercayaan kepada Tuhan kita akan kuat menghadapi tantangan.
Kedua, kita wajib mempunyai pemahaman dan pengetahuan terhadap apa saja rencana yang akan kita wujudkan nanti. Kita pelajari secara teori karena nanti akan kita praktikkan di kehidupan keseharian. Lalu strategi ketiga adalah pelaksanaannya. Pastikan bahwa semangat yang kita bawa untuk menghadapi tahun baru, benar-benar kita buktikan dalam pelaksanaan pekerjaan kita. Jangan sampai setengah dalam melaksanakan rencana yang sudah kita persiapkan.
Dan bagian akhir dari strategi kita adalah doa dan tawakkal. Ini penting, karena ketika tingkat keberhasilan atau capaian kita belum juga memenuhi standar yang kita tentukan, sementara kita sudah maksimal melaksanakan, maka kita berserah diri kepada Yang Maha Kuasa. Dialah Sang Penentu akhir dari segala rencana kita.
Dengan strategi terakhir ini, insyaallah kita akan terlepas dari kemungkina putus asa. Setiap kita wajib meyakini bahwa setiap yang terjadi itu pasti atas kehendak-Nya juga. Manuisa bisa dan boleh membuat rencana tapi rencana Tuhan lebih pasti dari pada rencana manusia. Dan ketika hasil rencana kita tidak sama dengan rencana-Nya, di situlah kita wajib menerimanya. Itulah tawakkal. ***
Baca juga di: http://www.bloggerkarimun.com/2019/01/selamat-datang-tahun-baru.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar