Senin, 24 Desember 2018

Dua Malam di Hotel Bergerak

PERJALANAN akhir tahun 2018 ini saya rasa ada istimewanya juga. Selain menginap di hotel benaran, kami sebenarnya juga menginap di hotel bergerak. Ehem, hotel bergerak? Seperti apa dan dimana pula ada hotel bergerak? Tunggu. Biar dijelaskan sedikit tentang liburan akhir tahun yang selalu kami lakukan sejak beberapa tahun belakangan.

Perjalanan liburan akhir tahun 2018 memang lebih pendek dari pada tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun-tahun sebelumnya, sekurang-kurangnya empat hari tiga malam atau lebih, tahun ini kami hanya berlibur selama tiga hari dan dua malam saja. Berangkat hari Jumat (21/12/18) pagi, kembali lagi pada Ahad (23/12/18) petang.

Berlibur di akhir tahun memang sudah menjadi program kami berdua, saya dan isteri. Kebetulan isteri saya ini suka travelling juga. Dan hampir setiap tahun kami pergi ke 'negeri seberang' mengingat lebih dekat berbanding ke Jawa atau kota lain di negeri sendiri. Malaysia dan Singapura, sesekali ke Thailand juga, adalah negara yang selalu kami jadikan tujuan liburan.

Tahun 2018 ini, saya dan isteri pergi bersama 23 orang sahabat lain yang tergabung ke dalam Ikatan Silaturrahim Haji dan Keluarga (Ishaka) Satu Empat Dua Tujuh Kabupaten Karimun. Ditambah 15 (lima belas) orang dari keluarga Syarifah maka kami berangkat meninggalkan Karimun sebanyak 40 orang. Penuh satu bus 'sedang' di negeri seberang.

Yang sedikit menarik dalam catatan perjalanan tahun ini adalah lebih banyaknya kami berasda dalam bus itu pada malam hari dari pada di hotel atau penginapan. Berangkat Jumat pagi dari Karimun, kami mengisi siang hari pertama liburan itu dengan menikmati situasi negeri singa, Singapura. Dari siang hingga petang, kami berada di Singapura. Tidak cukup waktu beberapa jam itu, sebenarnya. Tapi kami harus menghemat waktu.

Menjelang magrib kami beranjak dari Singapura. Lamanya proses cap paspor di dua perbatasan Singapura-Johor (Malaysia) membuat waktu kami banyak terbuang di sini. Ditambah macetnya sepanjang jalan dari Johor ke Kuala Lumpur, akirnya kami baru masuk Ibu Kota Negara menjelang pukul tiga subuh. Artinya, jam tidur kami lebih lama di dalam mobil itu dari pada di hotel Ancasa itu. Tidur sudah hampir pukul empat, pada pukul lima atau pukul enam waktu Malaysia kami harus sudah bangun kembali.

Pagi itu, kami juga akan chek out untuk berangkat ke Melaka (salah satu provinsi/ negara bagian) setelah seharian berkeliling di seputar Kuala Lumpur. Sebelum sampai di Melaka, rombongan juga diajak mengunjungi Nilai Tiga, lokasi belanja paling luas di Malaysia. Dan hari kedua ini, kami baru meninggalkan Nilai Tiga juga menjelang senja. Dan pejalanan yang macet khas akhir tahun membuat bus kami juga sudah malam baru sampai di Melaka. Sekitar pukul sepuluh, barulah kami chek in di Hotel Temasek.

Dengan keadaan begitu, pada malam kedua ini pun kami cukup banyak dan lama di dalam bus. Jadi, dua malam di Malaysia itu rombongan kami lebih banyak berada (istirahat) di dalam bus dari pada di dalam hotel yang kami sewa. Apakah sewa hotel itu sama juga dengan sewa normal lainnya, hanya trevel sajalah yang tahu. Yang pasti, dua malam di Malaysia lebih lama di hotel bergerak alias bus dari pada hotel sebenarnya.***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...