Kepada penjual minuman keras oplosan itu
aku mengaduh tentang selangit duka
petir membara di mulutku mulut kita
mulut sudah kaku berbuih bau alkohol
busuk ketika kita terus mengoplos diri kita
Petir memekak kepala ayah dan emak membuat beku rasa
tak bisu dipalu hentakkan musik di ruang temaram
pikiran berkeping-patah
jauh nelangsa ke gumpalan lamunan tak bertepi
menimpa adik dan kakak serta orang-orang sekampung kita
tega memecah rasa menumpuk duka dada
mengapa kau deraikan kaca harapan, dan
kita terus mengoplos diri kita
Kepada penjual minuman keras oplosan itu
aku bertanya tentang sebuah celaka
yang kalian cipta dari senja hingga pagi masih buta
akankah uang adalah Tuhan yang menggerakkan harapan
yang mengendalikan emosi dan pikiran
seperti di pikiran syetan
kemana pikiran kalian semua syetan
mengapa kau antukkan ayah-emak dan ajaran kemuliaan, mengapa
kita terus mengoplos diri kita
Kepada penjual minuman keras oplosan itu
beribu tanda tangan
ini kami beri dan kirimkan
tak berdarah tapi hampir mati petisi ini
tak setajam busur penunggang kuda perang
tapi menusuk jantung terdalam bersama racun mematikan
dikirimkan keluh bersama petisi ini
nyahlah kita mengoplos diri kita
Petisi ini dikirimkan
untuk kalian dan kita
dengarkanlah sebentar saja
nyahlah pengoplos minuman yang mengoplos diri kita
kami tak ingin mati bersama petisi ini
aku mengaduh tentang selangit duka
petir membara di mulutku mulut kita
mulut sudah kaku berbuih bau alkohol
busuk ketika kita terus mengoplos diri kita
Petir memekak kepala ayah dan emak membuat beku rasa
tak bisu dipalu hentakkan musik di ruang temaram
pikiran berkeping-patah
jauh nelangsa ke gumpalan lamunan tak bertepi
menimpa adik dan kakak serta orang-orang sekampung kita
tega memecah rasa menumpuk duka dada
mengapa kau deraikan kaca harapan, dan
kita terus mengoplos diri kita
Kepada penjual minuman keras oplosan itu
aku bertanya tentang sebuah celaka
yang kalian cipta dari senja hingga pagi masih buta
akankah uang adalah Tuhan yang menggerakkan harapan
yang mengendalikan emosi dan pikiran
seperti di pikiran syetan
kemana pikiran kalian semua syetan
mengapa kau antukkan ayah-emak dan ajaran kemuliaan, mengapa
kita terus mengoplos diri kita
Kepada penjual minuman keras oplosan itu
beribu tanda tangan
ini kami beri dan kirimkan
tak berdarah tapi hampir mati petisi ini
tak setajam busur penunggang kuda perang
tapi menusuk jantung terdalam bersama racun mematikan
dikirimkan keluh bersama petisi ini
nyahlah kita mengoplos diri kita
Petisi ini dikirimkan
untuk kalian dan kita
dengarkanlah sebentar saja
nyahlah pengoplos minuman yang mengoplos diri kita
kami tak ingin mati bersama petisi ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar