Senin, 11 Juli 2016

Belajar dari Portugal: Jangan Takut Gagal

Dari Kompas.com
BERCERMIN dari cara Portugal bermain  pada final sepakbola Eropa, UEFA 2016 yang dini hari (Senin, 11/07) tadi menguburkan ambisi Prancis untuk menjaga marwah, orang atau siapapun memang tidak harus takut gagal. Melihat Eder dan kawan-kawan meladeni Tim Ayam Jantan Prancis yang kelihatan perkasa sejak awal-awal, toh akhirnya mereka bisa menjinakkannya dengan angka 1-0 meskipun harus berjuang hingga ke waktu ekstra. Bukan angka satu-kosong itu yang penting, tapi posisi angka itu menjadikan Portugal yang berhak mengangkat trofi sepakbola se-jagat benua biru itu.

Sesungguhnya pelajaran penting dari penampilan Portugal itu adalah bahwa nama besar lawan tidak harus membuat takut dan atau nama kecil kita di mata lawan tidak harus membuat rendah diri dalam setiap laga perjuangan. Walaupun Prancis lebih diunggulkan untuk merebut piala juara namun Portugal tidak gentar sedikitpun. Prancis boleh saja dipuja-puji penggemar dan pengamat karena, selain sebagai tuan rumah dengan sokongan semangat dari penontonnya Prancis juga adalah kesebelasan dengan catatan jauh lebih baik dari pada Portugal dari sisi kesuksesan.

Prancis adalah juara piala yang sama pada tahun 1984 yang ketika itu juga menjadi tuan rumah. Tahun 2000 negara ini juga menyabet piala yang sama meskipun tidak sebagai tuan rumah. Sebagai tuan rumah Piala Dunia tahun 1998 Prancis juga sukses menjadi juara. Artinya ketika Prancis menjadi tuan rumah, dia terbukti mampu merebut piala. Itulah sebabnya tidak berlebihan untuk piala Eropa ini pun Prancis lebih diunggulkan oleh pendapat umum.

Sekian banyak data dan fakta sebagai pendukung seolah Prancis bakal menjadi juara, Portugal tetap saja tenang dan menjaga semangatnya. Merasa tidak diunggulkan dalam laga pemuncak, Portigal sama sekali tidak khawatir. Setidak-tidaknya seperti itulah yang dapat kita pahami dari berbagai pernyataan pelatih Portugal, Fernando Santos. Santoslah yang memberi bara api kepada para pemainnya untuk merebut piala tahun 2016 ini.
Santos, Pelatih Portugal (cnnindonesia.com)

Ketika banyak orang meragukan kemampuan Portugal untuk bermain di final di ajang seakbar piala Eropa, Santos tidak mau peduli. Dalam banyak pernyataannya di banyak media yang kita baca, dia mengatakan, bahwa yang dia inginkan adalah bagaimana caranya membawa piala itu ke negaranya, apapun caranya. Pernyataan itu dia tegaskan untuk 'menutup mulut' para pengamat yang meragukan kemampuan anak asuhannya. Portugal boleh saja dikatakan beruntung masuk ke 16 besar walaupun tidak pernah menang di fase grup. Bahkan di dua fase berikutnya Portugal hanya bisa mengalahkan Kroasia dengan satu gol dalam perpanjangan waktu, dan menang adu finalti pada perrempat final.

"Biarkan mereka terus mengatakan hal yang sama, bahwa Portugal menang tanpa pantas mendapatkannya," kata Santos, seperti dikutip dari Reuters. "Saya akan pulang ke rumah dengan senang hati." begitu Santos membuat semangat anak buahnya seperti dikutip dari http://www.cnnindonesia.com. Santos dan skuadnya benar-benar mengutamakan semangat dari pada pujian orang.

Apa yang terjadi? Portugal membuktikan kalau semangat dan usaha keras adalah kunci utama dalam sebuah perjuangan untuk keberhasilan. Nama besar tidak akan memberikan apapun jika semangat dan kerja keras tidak ditunjukkan. Inilah sebenarnya pelajaran utama dari kemenangan Portugal atas Prancis. Dan konsep ini tentu saja berlaku untuk apa saja: perjuangan adalah kunci kesuksesan. Mari belajar dari kesebelasan Portugal, dan jangan takut gagal. ***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...