Dari Google.com |
Balek kampong alias mudik dari 'kampung' atau tempat tinggal (sekarang) ke kampung/ kota kelahiran atau bekas tempat tinggal lama bersama keluarga, handai dan tolan, adalah tradisi yang sudah terjadi turun-temurun di Indonesia. Balek (balik) kampong (kampung) adalah perjalanan kembali ke kampung halaman untuk beberapa motivasi dan harapan seperti rindu ke kampung halaman tempat kelahiran itu sendiri, ingin sungkeman kepada kedua orang tua, sekaligus tentunya untuk bersilaturrahim dengan sanak saudara untuk berbagi kebahagiaan.
Tentang tradisi 'balek kampong' tentu saja banyak yang dapat ditulis. Tapi pesan apa yang dapat dipetik, itulah yang utama untuk diulang-ingatkan. Mengutip penjelasan Emha Ainun Nadjib yang dikutip dari tulisan Agusyanto Bakar di http://www.riaupos.co/2146-opini dijelaskan bahwa episode 'balek kampong' dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni 1) kerinduan untuk
pulang ke kampung halaman dan bersilaturahim dengan sanak famili. Jika boleh dijelaskan bahwa episode ini
adalah episode awal dari keperluan batin manusia untuk kembali ke asal
usulnya, halaman asal kelahirannya.
Episode 2) balek kampong yang secara geografis dan kultural adalah kembalinya kita (manusia) dari alam nasional, global, universal dan liar, yaitu manusia beramai-ramai kembali ke lingkungan primordial, ke kelompoknya, itulah kampung halaman. Di sini sekaligus merupakan bentuk kesadaran atau ikrar kembali bahwa diri manusia berasal dari tanah dan air, yang akan kembali ke tanah dan air juga suatu saatnya; 3) Kesadaran tentang ibu pertiwi dalam pengertian yang lebih batiniah, yaitu kekhusyukan menginsafi kasih sayang ibunda, kandungan dan rahim ibunda. Sedangkan yang ke-4) adalah episode kembalinya kita semua ke pencipta tanah dan air, ke sumber dan asal usul, itulah Sang Pencipta.
Episode 2) balek kampong yang secara geografis dan kultural adalah kembalinya kita (manusia) dari alam nasional, global, universal dan liar, yaitu manusia beramai-ramai kembali ke lingkungan primordial, ke kelompoknya, itulah kampung halaman. Di sini sekaligus merupakan bentuk kesadaran atau ikrar kembali bahwa diri manusia berasal dari tanah dan air, yang akan kembali ke tanah dan air juga suatu saatnya; 3) Kesadaran tentang ibu pertiwi dalam pengertian yang lebih batiniah, yaitu kekhusyukan menginsafi kasih sayang ibunda, kandungan dan rahim ibunda. Sedangkan yang ke-4) adalah episode kembalinya kita semua ke pencipta tanah dan air, ke sumber dan asal usul, itulah Sang Pencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar