TIGA bulan lalu kami, pengurus FKUB Kabupaten Karimun memutuskan untuk menimba pengalaman dan pengetahuan salah satu daerah tingkat dua, Kabupaten Badung dalam mengelola kerukunan umat beragama. Menurut data yang ada, kabupaten di Provinsi Bali, ini berhasil mendapatkan indeks tertinggi dalam kerukunan umat beragama. Kami ingin mengetahui, daerah minoritas muslim itu berhasil dalam toleransi beragamanya.
Karena dana hibah Pemda untuk FKUB Kabupaten Karimun belum bisa dicairkan maka rencana kepergian pengurus ke Badung belum dapat dilaksanakan waktu itu. Sampai akhirnya hari Rabu (18/19/2023) kemarin kami berangkat meninggalkan Tanjungbalai Karimun. Keberangkatan ini pun sudah tertunda dua kali karena alasan tertentu.
Setelah persiapan benar-benar tuntas, termasuk tiket dan lainnya kami pun berangkat. Inilah awal perjalanan ke Badung itu. Kamis ini kami akan terbang melalui Hang Nadim menuju Denpasar. Untuk keperluan itu kami harus bermalam di Batam agar pagi-pagi bisa ke Bandara.
Pukul 13.00 Rabu siang, itu kami harus sudah bersiap di Pelabuhan. Sudah diumumkan melalui WA grup untuk keperluan itu. Sebanyak 21 orang dari 24 orang yang akan berangkat sudah siap di pelabuhan. Tiga orang lainnya berangkat terpisah. Dua orang, Jifridin dan isteri sudah duluan ke Batam sebelum rombongan berangkat. Satu lagi, Vanderonis akan berangkat pada pukul 17.00 hari Rabu karena masih harus menyelesaikan pekerjaan di Karimun. Dia tak bisa berangkat pukul 13.00 bersama yang lain.
Tepat pukul 13.33 (menurut jam di tangan saya) kapal Dumai Line 2 yang kami tumpangi bergerak meninggalkan pelabuhan domestik Tanjungbalai Karimun. Cuaca sedikit berhujan. Ada juga sedikit angin. Tapi gelombang laut tidak terlalu besar. Kami masih tenang dan nyaman di dalam kapal.
Menjelang pukul tiga kami sudah sampai di Pelabuhan Sekupang, Batam. Semua rombongan diarahkan ke luar area pelabuhan karena mobil menunggu di luar. Selanjutnya kami berangkat menuju hotel, tempat menginap malamnya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar