Seperti sudah banyak diberitakan baik kronologis
kepergiannya maupun profil syekh yang berceramah selalu dengan bahasa yang
sejuk kita ketahui belyau lahir di Madinah pada 3 Shafar 1396 hijriyah atau bertepatan
dengan 3 Februari 1976 masehi yang berarti dia meninggalkan kita dalam usia
kurang lebih 44 tahun.
Belajar sejak sekolah dasar (ibtidaiyah) dan sekolah
menengah pertama (tsanawiyah) hingga menengah atas (aliyah) di Negara kelahirannya,
syekh yang terkenal dengan ‘infaq alquran’ merupakan anak tertua dari 12 (dua
belas) orang bersaudara. Menurut berita yang kita baca, oleh ayahnya dia
diharapkan menjadi tulang punggung visi ayahnya dalam berdakwa agama. Tidak heran
sedari muda bahkan dalam usia yang belum remaja dia sudah menjadi imam di
negaranya.
Ikatan persaudraan yang terhubung dengan Indonesia membuat
dia memilih Indonesia sebagai tempat dia berjuang dalam agama. Harapan ayahnya
yang konon sangat keras dalam mendidik (agama) anak-anaknya dibuktikan dengan
menjadi pendakwah agama di Negara Indonesia dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini.
Kisah tentang Syekh Ali Jaber tidak akan habis-habisnya jika
kita tulis detail. Saya ingin menyatakan rasa bangga saya atas kesempatan saya dan masyarakat Kabupaten Karimun karena dapat berjumpa langsung dengan belyau. Seingat
saya, itu awal Oktober lalu, tepatnya 2-3 Oktober 2020. Dengan catatan singkat
ini saya ingin menyampaikan doa juga, kiranya belyau husnul khotimah dan
dimasukkan Allah ke dalam syurga, amin.
Masyrakat Karimun layak bangga atas kehadirannya di Bumi Berazam. Dalam program Safari Dakwah yang direncanakan akan dilaksanakan untuk seluruh wilayah Indonesia tim Ali Jaber belumlah sempat mengunjungi setengah dari rencana itu. Wilayah Negara Indonesia yang begini luas tentu saja memerlukan waktu yang sangat lama untuk menempuh semuanya. Namun, alhamdulillah, ternyata syekh menjadwalkan lebih awal untuk Kepri, khususnya Karimun.
Program sejuta hafizh dan wakaf alquran yang dikampanyekannya di setiap kunjungannya membuat dia semakin dikenal dan dicintai umat. Karimun sebagai salah satu kabupaten yang sempat dikunjunginya dia juga juga mengkampanyekan program wakf dan ainfaq alqurannya. Dia juga menjual buku karyanya sendiri dengan cara melelang buku itu dengan harga yang cukup tinggi dan hasil penjualnnya sepenuhnya untuk pembangunan pesantren alquran yang dia bangun.
Seingat saya dia
waktu di Kabupaten Karimun berdakwah di tiga tempat, Masjid Agung (Masjid Kabupaten) pada malam hari ketika baru tiba dan Masjid
Baiturrahman (masjid kedua termegah di Kabupaten Karimun) pada subuh keesokannya. Lalu siangnya pada hari yang sama dia berdakwa di Islamic Center
Kabupaten Karimun yang berlokasi di Tanjungbatu Kundur.
Dari Pulau Karimun ke Pulau Kundur, Syekh dan kami semua
satu rombongan menggunakan kapal very yang disewa panitia kegiatan Safari
Dakwah Syekh Ali Jaber. Saya yang berkesempatan ikut di very yang sama tentu saja merasa berbahagia dapat bertemu langsung dengannya. Namun, ternyata pertemuan pertama itu adalah sekaligus menjadi pertemuan terakhir. Dapat bertemu langsung namun hanya sekali itu saja.
Tetap merasa bangga. Dan sekali lagi, melalui catatan singkat ini saya dan masyarakat Kabupaten Karimun mengucapkan terima kasih atas kehadiran itu dan berdoa semoga kepergiannya ke alam baka dalam status husnul khotimah. Diampuni Allah semua dosanya dan dimasukkannya dia ke dalam syurga, amin.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar