Perbukaan Alakadarnya
PERBUKAAN sore ini tidak terlalu istimewa. Ada
gorengan, ada lepat, kerupuk dan tentu saja minuman. Tapi perut yang lapar
tetaplah melihat aneka perbukaan itu sebagai sesuatu yang menantang menjelang petang. Ketika
melihatnya sebelum berbuka puasa rasa kueh-mueh itu serasa sudah sampai ke
perut melalui kerongkongan yang haus seharian. Wuiih, serasa tak sabar.
Saya kembali menyapu lantai ubin tak beralas tikar itu dengan mata
tanpa kacamata. Meskipun tidak menggunakan kacamata saya tetap bisa melihat
panganan perbukaan itu. Kacamata saya pakai khusus untuk membaca yang
tulisannya kecil. Di lantai polos itu ada beberapa piring. Di salah satu piring ada beberapa buah lepat berbungkus
daun tersusun rapi di dalam piring kaca bening. Di sebelahnya ada ada piring lainnya dengan aneka
gorengan yang tadi dibeli di simpang pada penjual gorengan itu. Lima buah
gorengan dengan lima jenis pula ada di dalamnya. Sungguh menarik selera.
Jangan lupa menyebut air sejuk dan sekaleng susu
yang sebentar lagi akan diaduk dengan air minum bercampur es. Bayangkan
gurihnya air sejuk itu nanti pada saat menyedot setelah berbunyi sirene tanda
berbuka puasa sudah tiba.
Saya duduk santai sambil mendengarkan ceramah
agama dari Radio Daerah. Radio ini menyiarkan Ceramah Agama Menunggu Berbuka
Puasa dengan menampilkan secara bergantian para ustaz di daerah ini secara
langsung. Mereka berceramah selama 20 menit dan dilanjutkan pembacaan ayat suci
alquran oleh seorang qori/ qoriah daerah ini hingga detik akan berbuka puasa.
Qori/ qoriah yang tampil juga secara langsung (bukan rekaman) secara bergantian
setiap sore.
Sore ini ustaz yang berceramah terdengar
menyampaikan topik 'Taat Kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri'. Ayat yang
dibacakannya terdengar Surah An-Nisa ayat 59 yang maknanya perintah Allah
kepada orang-orang beriman agar mematuhi Allah, mematuhi Rasululloh dan
Pemerintah yang sah. Ustaz terdengar memberikan uraian tentang pemahaman ayat
itu.
Ada tiga syarat, katanya dalam usaha mematuhi
Allah, memahami perintah Allah, ikhlas dalam mematuhi perintah-Nya serta
hendaklah berusaha sekuat tenaga agar bisa melaksanakan perintah Allah.
Sementara dalam mematuhi Rasululloh kata ustaz itu hendaklah kita melaksanakan
ajaran yang ditinggalkan Rasulullah yaitu Kitubulloh dan Sunnatulloh.
Tidak terasa waktu berlalu, tiba giliran qori
membacakan ayat-ayat Suci Alquran hingga sampainya waktu berbunyi tanda waktu
berbuka sudah sampai. Kue-kue itupun kena santap satu per satu dengan
didampingi air es bercampur susu. Nyam nyam nyam, kuenya boleh sederhana tapi
nikmatnya itu hingga ke sini, kata saya dalam hati.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar