DUA hari --Kamis dan Jumat (11-12/ 06)-- lalu saya dan tiga orang lainnya (dua dari provinsi dan satu lagi dari Perpustakaan Daerah Karimun) menyelesaikan tugas sebagai tim juri Lomba Menulis Karya Ilmiah SLTP se-Kabupaten Karimun 2015. Kegiatan lomba khusus siswa/ wi SMP dan MTs ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Daerah Kabupaten Karimun.
Setelah memilih enam dari 12 kelompok siswa SMP/ MTs yang mengirimkan naskah dan dinominasikan untuk tampil di babak final berupa presentasi dan tanya jawab, tim juri menetapkan para pemenang melalui penilaian presentasi dan tanya jawab tersebut. Keenam peserta lomba menulis yang masuk ke babak presentasi dan tanya jawab ini ditetapkan menjadi pemenang utama (I, II dan III) hingga pemenang harapan (I, II dan III). Panitia memberikan apresisasi kepada setiap pemenang yang tampil di final berupa uang pembinaan dan sertifikat untuk rangking satu hingga enam.
Lomba Karya Tulis (LKT) yang diperuntukkan bagi siswa/ wi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) memang hanya diikuti oleh 12 (dua belas) regu/ kelompok dari 12 sekolah saja. Jumlah ini tentu saja sangat sedikit berbanding jumlah sekolah yang kurang lebih 40-an Sekolah Tingkat Menengah Pertama . Setelah melalui penilaian oleh empat orang juri yang sudah ditetapkan oleh Kepala Perpusatakaan dan Arsip Daerah Karimun, Panji Sasmita, akhirnya terpilih enam tulisan terbaik dari enam sekolah.
Keenam kelompok (sekolah) yang terbaik itu dinilai sekali lagi dalam babak final. Penilain bagian kedua ini berupa presentasi singkat oleh peserta dan dilanjutkan menjawab beberapa pertanyaan dari empat juri. Empat juri yang memberikan peniloaian adalah, Pertama, M. Rasyid Nur (Kepala SMA Negeri 3 Karimun yang ditugaskan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun) yang menggali pengetahuan peserta di bidang kepenulisan karya ilmiahnya. Di bagian ini, juri mencoba mencari tahu, apakah peserta ini sudah atau belum memahami hal-hal yang berkaitan dengan tata cara menulis karya ilmiah.
Juri kedua, Abd. Rahman (pegawai Perpusatakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kepri di Tanjungpinang) yang bertanya hal ihwal keperpustakaan. Sejauh mana peserta memahami perpusatakaan, bagaimana peserta memanfaatkan perpusatakaan sebagai sumber belajar, dll adalah bagian tanya jawab yang dibangun oleh juri kedua ini. Bersama Susi Ariyanti, pegawai Perpustakaan dan Arsip Daerah Karimun, kedua juri ini menggali hal-hal berkenaan dengan perpustakaan. Juri ingin tahu wawasan peserta tentang perpusatakaan.
Lalu juri keempat adalah Inggar Pradipta, seorang pegawai di Lembaga Bahasa Provinsi Kepri. Ibu Inggar mengajukan pertanyaan lebih fokus kepada ketatabahasaan. Jadi, hal-hal yang berkaitan dengan pemakaian bahasa (tata bahasa, EYD, dll) menjadi bagian pertanyaan ibu muda ini. Para juri memang sudah menyepakati tentang pembagian topik yang akan dijadikan bahan tanya jawab dengan peserta.
Sebelum masuk ke babak final, semua naskah dinilai oleh keempat juri dengan cara yang sama. Maksudnya, semua naskah dibaca dan dinilai dengan beberapa kriteria yang sudah ditentukan oleh panitia secara bersama-sama di tempat terpisah. Masing-masing juri diberi satu kopi naskah oleh panitia. Diberikan penilaian sesuai kriteria dan sesuai objektivitas oleh masing-masing juri. Lalu nilai keempat juri direkap oleh panitia untuk menentukan enam kelompok terbaik.
Ada enam kriteria yang menjadi penilaian oleh dewan juri pada penilaian awal ini. Keenam kriteria yang sudah ditetapkan oleh panitia itu adalah, 1) Orisinalitas Cerita/ Tulisan; 2) Pemahaman terhadap tema/ topik cerita; 3) Kekayaan inbformasi dalam cerita/ tulisan; 4) Ketepatan analisis/ tafsir permasalahan; 5) Kekuatan data, fakta dan argumentasi dengan menyebutkan sumber rujukan; dan 6) Penggunaan bahasa (komunikatif/ mudah dipahami). Setiap kriteria diberi bobot nilai masing-masing 20 untuk kriteria pertama dan masing-masing 16 untuk kriteria lainnya. Nilai maksimal dari keenam kriteria itu adalah 100.
Akhirnya, pada hari Jumat itu diumumkan para pemenang setelah nilai naskah dengan bobot 70 % digabungkan dengan nilai presentasi dan tanya jawab dengan bobot 30 %. Berturut-turut juaranya adalah sebagai berikut: 1. Juara I diraih oleh regu siswa SMP Negeri 1 Karimun dengan nilai 289,3. Juara II adalah MTs Almuttaqin Sei Ungar, Kundur dengan nilai 282 sementara juara III diraih oleh siswa/ wi SMP Negeri 1 Meral dengan nilai 273,9. Ketiganya sukses meraih juara utama yang disediakan panitia.
Tiga sekolah lainnya, masing-masing SMP Negeri 2 Karimun, MTs Ummul Quro Kundur dan SMP Negeri 3 Meral meraih juara harapan I, II dan III. Kesemua pemenang (utama dan harapan) tetap mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan ditambah piagam.
Tiada lain harapan kita, masyarakat Karimun khususnya para guru, semoga mereka mennjadi inspirasi bagi siswa/ wi lain untuk terus rajin membaca dan menulis. Diharapkan juga mereka menjadikan perpustakaan sebagai bagian kehidupan sehari-hari mereka. Mereka adalah generasi muda yang sangat mengagumkan. Penampilan mereka sungguh meyakinkan dewan juri. Selamat, buat anak-anak, peserta LKT tingkat SLTP dan selamat menjadikan inspirasi bagi anak-anak yang belum sempat ikut. Sukses selalu. Semoga!***
Setelah memilih enam dari 12 kelompok siswa SMP/ MTs yang mengirimkan naskah dan dinominasikan untuk tampil di babak final berupa presentasi dan tanya jawab, tim juri menetapkan para pemenang melalui penilaian presentasi dan tanya jawab tersebut. Keenam peserta lomba menulis yang masuk ke babak presentasi dan tanya jawab ini ditetapkan menjadi pemenang utama (I, II dan III) hingga pemenang harapan (I, II dan III). Panitia memberikan apresisasi kepada setiap pemenang yang tampil di final berupa uang pembinaan dan sertifikat untuk rangking satu hingga enam.
Lomba Karya Tulis (LKT) yang diperuntukkan bagi siswa/ wi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) memang hanya diikuti oleh 12 (dua belas) regu/ kelompok dari 12 sekolah saja. Jumlah ini tentu saja sangat sedikit berbanding jumlah sekolah yang kurang lebih 40-an Sekolah Tingkat Menengah Pertama . Setelah melalui penilaian oleh empat orang juri yang sudah ditetapkan oleh Kepala Perpusatakaan dan Arsip Daerah Karimun, Panji Sasmita, akhirnya terpilih enam tulisan terbaik dari enam sekolah.
Keenam kelompok (sekolah) yang terbaik itu dinilai sekali lagi dalam babak final. Penilain bagian kedua ini berupa presentasi singkat oleh peserta dan dilanjutkan menjawab beberapa pertanyaan dari empat juri. Empat juri yang memberikan peniloaian adalah, Pertama, M. Rasyid Nur (Kepala SMA Negeri 3 Karimun yang ditugaskan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun) yang menggali pengetahuan peserta di bidang kepenulisan karya ilmiahnya. Di bagian ini, juri mencoba mencari tahu, apakah peserta ini sudah atau belum memahami hal-hal yang berkaitan dengan tata cara menulis karya ilmiah.
Peserta dari SMP Negeri 1 Karimun |
Juri kedua, Abd. Rahman (pegawai Perpusatakaan dan Arsip Daerah Provinsi Kepri di Tanjungpinang) yang bertanya hal ihwal keperpustakaan. Sejauh mana peserta memahami perpusatakaan, bagaimana peserta memanfaatkan perpusatakaan sebagai sumber belajar, dll adalah bagian tanya jawab yang dibangun oleh juri kedua ini. Bersama Susi Ariyanti, pegawai Perpustakaan dan Arsip Daerah Karimun, kedua juri ini menggali hal-hal berkenaan dengan perpustakaan. Juri ingin tahu wawasan peserta tentang perpusatakaan.
Lalu juri keempat adalah Inggar Pradipta, seorang pegawai di Lembaga Bahasa Provinsi Kepri. Ibu Inggar mengajukan pertanyaan lebih fokus kepada ketatabahasaan. Jadi, hal-hal yang berkaitan dengan pemakaian bahasa (tata bahasa, EYD, dll) menjadi bagian pertanyaan ibu muda ini. Para juri memang sudah menyepakati tentang pembagian topik yang akan dijadikan bahan tanya jawab dengan peserta.
Sebelum masuk ke babak final, semua naskah dinilai oleh keempat juri dengan cara yang sama. Maksudnya, semua naskah dibaca dan dinilai dengan beberapa kriteria yang sudah ditentukan oleh panitia secara bersama-sama di tempat terpisah. Masing-masing juri diberi satu kopi naskah oleh panitia. Diberikan penilaian sesuai kriteria dan sesuai objektivitas oleh masing-masing juri. Lalu nilai keempat juri direkap oleh panitia untuk menentukan enam kelompok terbaik.
Ka Perpusatakaan dan dua juri |
Ada enam kriteria yang menjadi penilaian oleh dewan juri pada penilaian awal ini. Keenam kriteria yang sudah ditetapkan oleh panitia itu adalah, 1) Orisinalitas Cerita/ Tulisan; 2) Pemahaman terhadap tema/ topik cerita; 3) Kekayaan inbformasi dalam cerita/ tulisan; 4) Ketepatan analisis/ tafsir permasalahan; 5) Kekuatan data, fakta dan argumentasi dengan menyebutkan sumber rujukan; dan 6) Penggunaan bahasa (komunikatif/ mudah dipahami). Setiap kriteria diberi bobot nilai masing-masing 20 untuk kriteria pertama dan masing-masing 16 untuk kriteria lainnya. Nilai maksimal dari keenam kriteria itu adalah 100.
Akhirnya, pada hari Jumat itu diumumkan para pemenang setelah nilai naskah dengan bobot 70 % digabungkan dengan nilai presentasi dan tanya jawab dengan bobot 30 %. Berturut-turut juaranya adalah sebagai berikut: 1. Juara I diraih oleh regu siswa SMP Negeri 1 Karimun dengan nilai 289,3. Juara II adalah MTs Almuttaqin Sei Ungar, Kundur dengan nilai 282 sementara juara III diraih oleh siswa/ wi SMP Negeri 1 Meral dengan nilai 273,9. Ketiganya sukses meraih juara utama yang disediakan panitia.
Tiga sekolah lainnya, masing-masing SMP Negeri 2 Karimun, MTs Ummul Quro Kundur dan SMP Negeri 3 Meral meraih juara harapan I, II dan III. Kesemua pemenang (utama dan harapan) tetap mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan ditambah piagam.
Tiada lain harapan kita, masyarakat Karimun khususnya para guru, semoga mereka mennjadi inspirasi bagi siswa/ wi lain untuk terus rajin membaca dan menulis. Diharapkan juga mereka menjadikan perpustakaan sebagai bagian kehidupan sehari-hari mereka. Mereka adalah generasi muda yang sangat mengagumkan. Penampilan mereka sungguh meyakinkan dewan juri. Selamat, buat anak-anak, peserta LKT tingkat SLTP dan selamat menjadikan inspirasi bagi anak-anak yang belum sempat ikut. Sukses selalu. Semoga!***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar