Kamis, 21 Mei 2015

Langkah Awal Guru Menulis: Kelolalah Blog

INI inspirasi bagus dan baru. Beberapa orang guru dengan semangat tetap teguh akhirnya mampu membuat blog masing-masing individu. Tidak mudah awal mulanya. Sebagai Kepala Sekolah, mengajak mereka untuk menulis adalah tugas utama juga dan sudah lama saya coba. Tapi sebegitu lama, tetap saja banyak kendala. Rekan-rekan guru selalu mengatakan, "Tidak bisa". Saya tahu, satu-dua orang sudah bisa.

Mengajak guru-guru untuk mulai membiasakan diri menulis, itu memang tidak mudah, ternyata. Meskipun menulis dalam pemahaman umum pasti dan wajib dilakukan guru, namun menulis untuk hobi atau kerja-kerja tambahan (ekstra) selain tugas pokok, ternyata tidak mudah. Guru pasti menulis misalnya, ketika wajib menyusun persiapan mengajar, tapi guru-guru tidak juga menulis di luar itu.

Ajakan untuk 'ayo menulis' memang sudah lama saya lakukan kepada rekan-rekan guru. Saya merasa sudah menajdi korban karena tidak memaksa untuk menulis sedari awal. Korban, karena akhirnya kenaikan pangkat saya terkendala dalam waktu lama. Makanya setelah saya berhasil mengalahkan rasa malas saya, sayapun mencoba mengajak teman-teman lainnya. Dan usaha ini sedari dulu terus diusahakan walaupun tidak pernah bisa.

Kebutuhan menulis, sesungguhnya tidak semata melatih sikap dan pikiran saja. Jika mampu, menulis itu sejatinya benar-benar menjadi kewajiban. Lagi pula menulis memang sudah menjadi kegiatan yang terkait dengan status kita sebagai guru. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2009 sudah menegaskan bahwa untuk kenaikan pangkat tidak bisa tidak kecuali menulis. Membuat karya tulis adalah kewajiban.

Itulah sebabnya saya selalu memotivasi teman-teman untuk menulis. Bukan karena saya sudah sukses menjadi penulis. Saya sama sekali tidak sukses menjadi penulis. Saya malah menganggap saya berkategori gagal jika diukur dengan teman-teman seangkatan bahkan yang masih jauh di bawah saya usianya. Mereka yang sukses itu sudah melahirkan banyak buku yang menginspirasi orang-orang lainnya. Sementara saya tidak atau belum mampu seperti mereka. Saya hanya mempunyai semangat yang tidak lagi akan bisa padam kecuali atas kehendak-Nya nanti.

Jadi, dengan maksud baik, meskipun saya belum sukses tapi saya memiliki keinginan untuk menulis. Perasaan dan keinginan itulah yang saya tularkan juga ke teman-teman di sekitar saya, khususnya ke guru-guru di mana saya juga menjadi guru.

Satu di antara sekian banyak strategi yang sebenarnya bisa ditempuh guru dalam usaha untuk membina dan membimbing diri sendiri dalam menulis adalah dengan membuat dan mengelola blog. Maka karena itu pulalah saya selalu 'nyinyir' menyuruh teman-teman guru di sekolah untuk memulai belajar membuat blog. Selain menulis di media sosial seperti facebook, maka menulis di blog adalah cara terbaik untuk tempat praktik menulis.

Kini, dengan telah suksesnya beberapa guru membuat blog --gratis-- pribadi, saya berharap mereka segera akan memulai langkah untuk bergiat menulis. Tradisi literasi yang mestinya dimiliki setiap guru, semoga nanti akan benar-benar terjadi di kalangan teman-teman ini. Sekurang-kurangnya di sekolah ini. Saya yakin, mereka sudah memulai langkah awal untuk menjadi penulis. Ayo, rekan-rekan guru, kita galakkan teradisi menulis bagi diri masing-masing. Kelolalah blog pribadi atau blog bersama untuk melatih diri kita dalam kreatifitas tulis-menulis.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Safro Harus Kenduri Tiga Kali

MALAM ini ada tiga, Bang. Jangan lupa. Kata-kata isterinya itu teringat sejak asar tadi sore. Artinya ada tiga tempat malam ini, katanya dal...