SABTU, 02 Februari 2013 bertempat di Gedung Nasional
Karimun, sekitar pukul 12.40 di hadapan 300-an guru/ Kepala Sekolah Wamendikbud
(Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) berkesempatan menjelaskan rencana
akan diberlakukannya Kurikulum 2013 pada tahun pelajaran 2013- 2014 yang akan
datang. Dalam satu acara bertajuk “Sosialisasi Kurikulum 2013″ Pak Wamen yang
mengadakan kunjungan kerja di Kabupaten Karimun, Provinbsi Kepri sangat
bersemangat memberi pemahaman kepada para pendidik yang hadir. Malam sebelumnya
dia memberi penjelasan yang sama di depan 4.000-an guru di Batam.
Kata Pak Wamen, “Ini bukan kurikulum baru. Kita tidak
mengganti sama sekali kurikulum yang ada. Kurikulum 2013 hanyalah penyempurnaan
KBK 2004 yang disempurnakan pula menjadi KTSP 2006,” jelasnya. Pak Musliar yang
‘urang awak’ itu sedikit menyinggung kurikulum sebelumnya (Kurikulum Berbasis
Kompetensi 2004 dan Kurikulum Satuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan 2006)
sebagai latar belakang perubahan kurikulum ini. Di tengah masih kuatnya penolakan
beberapa kalangan terhadap pemberlakuan Kurikulum 2013 tampaknya Pak Wakil
Menteri ini lebih tepat berpromosi dari pada bersosialisasi.
Dia memang menjelaskan apa dan bagaimana Kurikulum 2013
ini. Dengan alasan kurikulum sebelumnya tidak bisa mengembangkan kreativitas
dan daya inovatif peserta didik Pak Wamen dengan bangga mengatakan kalau
kurikulum baru ini akan menjawab bagaimana anak bisa berkembang. Dengan
kurikulum baru ini juga akan membuat para guru lebih kreatif dan inovatif.
Apakah Pak Wamen juga membaca dan mendengar kalau saat ini ada banyak komentar
para pakar dan guru sendiri yang menyebut justeru guru akan pasif dengan konsep
kurikulum baru ini. Jika semua perangkat pembelajaran disiapkan pemerintah
(Pusat) lalu apa lagi dan dimana guru bisa kreatif dan inovatif? Ungakapan
seperti ada banyak bermunculan di kalangan guru.
Tapi Pak Wamen dalam penjelasan yang menggunakan power
point itu mengatakan justeru guru dituntut kreatif dengan kurikulum ini.
“Kurikulum 2013 dikembangkan dari kompetensi siswa bukan sebaliknya,” katanya.
“Jika kurikulum sebelumnya mengembangkan kompetensi siswa dri kompetensi yang
sudah disiapkan, tapi pendekatannya sekarang dibalik. Anak diberi kesempatan
dulu menjelaskan apa yang mereka tahu. Lalu guru mengembangkan pengetahuan itu
sesuai materi (tema) pembelajaran.” Pak Wamen juga memberi tahu kalau nanti
anak tidak perlu membawa buku terlalu banyak seperti selama ini.
Dengan pendekatan tematik integratif, kata Pak Wamen maka
semua materi wajib yang akan diberikan guru sudah terintegrasi dalam satu paket
buktu. Dengan hanya satu buku (Mata Pelajaran) tapi di dalamnya terintegrasi
semua pelajaran wajib di kelas itu. Materi yang akan diberikan kepada peserta
didik juga akan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan anak. “Di
kurikulum sebelumnya ada banyak materi yang seungguhnya belum perlu bagi anak
tapi sudah harus diajarkan. Belum lagi materi yang tumpang tindih antar level
kelas,” katanya berapi-api.
Tapi ujung-ujung dari pidato Pak Wamen tidak lupa memberi
semangat yang lebih kepada mempromosikan kurikulum itu dari pada penjelasannya
sendiri. Dia sendiri mengakui penjelasannya itu belum akan memuaskan para
peserta sosialisasi. Mengingat waktu yang sangat singkat karena harus kembali
berlayar ke Batam untuk terbang lagi ke Jakarta, dia berharap para guru membaca
dan mempelajari sendiri kurikulum itu. “Saya akan tinggalkan filenya di
Karimun,” katanya di akhir penjelasan. Pak Wamen menutup pidatonya dengan yel
yel ala kampanye seorang jurkam. Dengan menggunakan yel yel ala PGRI, Pak Wamen
mengajak para guru yang hadir untuk menjawab yel yelnya. Dia menyebut
‘kurikulum 2013′ para hadirin dia minta menjawab dengan ‘yes’. Itu diulang
beberapa kali. Penjelasan kurang lebih satu jam itu tampaknya lebih dominan kepada
yel yel ini.
Ikut dalam rombongan Pak Wamen antara lain salah seorang
anggota DPR-RI Dapil Provinsi Kepri, Asman Abnur, Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Kepri, Yatim Mustafa dan jajarannya serta tentu saja jajaran Dinas
Pendidikan Kabupaten Karimun. Bupati Karimun, Nurdin Basirun juga hadir dan
memberi pidato ’sekapur sirih’ sebelum Pak Wamen tampil. Pak bupati juga
mengajak Pak Wamen berkeliling Karimun sejurus rombongan Wamen tiba di Karimun
dari Batam.
Akankah kurikulum yang akan berlaku secara bertahap bulan
Juli nanti itu benar-benar membuat guru dan murid kreatif? Atau seperti
kurikulum sebelum-sebelumnya, datang menteri baru lalu lenyap dan diganti baru
lagi? Kita tunggu.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar