Kamis, 03 Januari 2013

Kenangan Indah Singapura- Malaysia (1)

Hampir Tak Ikut
Alhamdulillah, detik-detik keberangkatan, menjelang 28 Desember 2012 paspor itu selesai juga. Salah seorang teman yang punya jabatan strategis, dapat mengusahakannya. Padahal saya sudah putus asa. Beberapa kali saya ke Imigrasi Tanjungbalai Karimun yang beralamat di Kolong Tanjungbalai Karimun beberapa kali pula saya kecewa.

 Sebenarnya masih ada waktu sepuluh hari sejak saya tahu kalau paspor saya akan mati. Waktu itu, Ibu Erna (Erna Ayub) meminta SMS-kan detail paspor saya dan isteri untuk keperluan ticket dan boarding pass pelabuhan untuk keberangkatan ke Singapura dan Malaysia. Lalu data itu saya kirimkan. Waktu itulah saya tahu, kalau paspor saya segera akan berakhir masa lakunya dalam satu bulan ke depan. Sementara syarat masa laku paspor tidak boleh kurang dari enam bulan.

Dalam keadaan seperti itu, Ibu Erna mengatakan saya tidak bisa berangkat ke Luar Negeri kalau tidak diperpanjang terlebih dahulu paspornya. Tapi dia mengatakan, kemungkinan masih ada waktu untuk memperpanjangnya. Dia meminta saya untuk segera ke Kantor Imigrasi untuk mengurusnya.

Besoknya, saya ke Imigrasi. Saya melengkapi semua persyaratan sesuai ketentuan. Mulai dari KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), dan Surat Nikah yang kesemuanya harus yang asli dapat saya siapkan dalam satu hari itu. Tapi mengambil antrian untuk berfotonya ternyata tidak mudah. Orang-orang yang mengurus paspor di akhir tahun ternyata sangat banyak. Saya harus menunggu dua tiga hari untuk giliran berfoto. Itupun karena kebetulan ada seorang pegawai imigrasi yang membantu saya. Dengan alas an mesin rusak, pengurusan paspor kali ini terasa sangat sulit.

Setelah dapat berfoto, ternyata tidak ada jaminan paspor akan selesai dalam satu minggu sesuai ketentuan. Padahal saya punya waktu kurang dari satu minggu untuk member jawaban ke Bu Erna untuk berangkat atau tidak. Karena menurut pegawai imigrasi, kemungkinan selesainya adalah pada tanggal 28 Desember (seminggu lagi) maka saya akhirnya diputuskan oleh Bu Erna untuk tidak ikut. Dia yang sudah sangat kenal baik dengan para pegawai imigrasi pun tidak bisa membantu.

Tapi nasib baik masih menyertai saya. Malamnya seorang teman yang juga anggota DPRD Karimun mencoba berusaha untuk membantu urusan paspor saya. Katanya dia akan mencoba minta tolong ke seseorang yang biasa membantunya. Dan ternyata benar. Dua atau tiga (kalau saya tak salah) hari berikutnya, paspor saya benar-benar kelar. Dan saya pun dapat ikut bersama dengan seratusan orang lainnya ke Langkawi-Malaysia via Singapura.***

Melalui Batam
JUMAT (28/12) sekitar pukul 07.45 WIB pagi itu, kapal Mikonatalia yang kami tumpangi berangkat meninggalkan pelabuhan domestik Tanjungbalai Karimun. Sebanyak 118 orang rombongan kami bersama beberapa penumpang lainnya akan menuju ke Batam. Walaupun program perjalanan liburan akhir tahun ini adalah ke luar negeri tapi akan berangkat melalui Batam. Satu setengah jam naik kapal very Karimun- Batam, akhirnya kami merapat di Pelabuhan Sekupang, Batam.

Keluar dari Mikonatalia, kami akan berjalan kaki saja pelabuhan Internasional yang memang tidak jauh jaraknya. Dari Pelabuhan Internasional Sekupang Batam, rombongan peserta LAT ini akan menuju Singapura. LAT Karimun- Singapura- Malaysia akan bermula dari sini, dari pelabuhan Karimun dan Pelabuhan Batam. Semoga lancer dan aman, kata saya dalam hati.

Saya ingat kami sampai di Pulau Batam tepat pukul 09.25 WIB. Dari pelabuhan domestik Sekupang kami berjalan kaki saja ke pelabuhan Internasional Batam yang berada di sebelahnya. Bersiap-siap untuk menyeberang ke negeri singa yang berbatasan langsung dengan Karimun atau Batam itu. Masyarakat Karimun atau Batam, Provinsi Kepri umumnya memang merasa lebih mudah berlibur ke negeri seberang dari pada di negeri sendiri seperti ke Jakarta atau Bali. Mungkin karena jaraknya yang cukup dekat dengan negeri jiran itu.

Lama juga kami menunggu keberangkatan ke Singapura. “Jadwal kapal baru pukul 11.00 siang”, begitu menurut penjelasan pimpinan rombongan, Bu Erna. Dan memang benar, bahkan kapal Pacific yang kami tumpangi baru meninggalkan pelabuhan Batam tepat pukul 11.20 WIB. Sekitar satu jam mengharungi laut, akhirnya kami sampai di Pelabuhan Internasional Singapura pada pukul 12.25 WIB (pukul 13.20 Waktu Singapura). Proses cap paspor di pelabuhan yang terkenal sangat ketat itu, menghabiskan waktu kami hampir satu jam.

2 komentar:

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...