Alhamdulillah, detik-detik keberangkatan, menjelang 28 Desember 2012 paspor
itu selesai juga. Salah seorang teman yang punya jabatan strategis, dapat
mengusahakannya. Padahal saya sudah putus asa. Beberapa kali saya ke Imigrasi
Tanjungbalai Karimun yang beralamat di Kolong Tanjungbalai Karimun beberapa
kali pula saya kecewa.
Sebenarnya masih ada waktu sepuluh hari sejak saya tahu kalau paspor saya
akan mati. Waktu itu, Ibu Erna (Erna Ayub) meminta SMS-kan detail paspor saya
dan isteri untuk keperluan ticket dan boarding pass pelabuhan untuk
keberangkatan ke Singapura dan Malaysia. Lalu data itu saya kirimkan. Waktu itulah
saya tahu, kalau paspor saya segera akan berakhir masa lakunya dalam satu bulan
ke depan. Sementara syarat masa laku paspor tidak boleh kurang dari enam bulan.
Dalam keadaan seperti itu, Ibu Erna mengatakan saya tidak bisa berangkat ke
Luar Negeri kalau tidak diperpanjang terlebih dahulu paspornya. Tapi dia
mengatakan, kemungkinan masih ada waktu untuk memperpanjangnya. Dia meminta
saya untuk segera ke Kantor Imigrasi untuk mengurusnya.
Besoknya, saya ke Imigrasi. Saya melengkapi semua persyaratan sesuai
ketentuan. Mulai dari KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), dan Surat
Nikah yang kesemuanya harus yang asli dapat saya siapkan dalam satu hari itu. Tapi
mengambil antrian untuk berfotonya ternyata tidak mudah. Orang-orang yang
mengurus paspor di akhir tahun ternyata sangat banyak. Saya harus menunggu dua
tiga hari untuk giliran berfoto. Itupun karena kebetulan ada seorang pegawai
imigrasi yang membantu saya. Dengan alas an mesin rusak, pengurusan paspor kali
ini terasa sangat sulit.
Setelah dapat berfoto, ternyata tidak ada jaminan paspor akan selesai dalam
satu minggu sesuai ketentuan. Padahal saya punya waktu kurang dari satu minggu
untuk member jawaban ke Bu Erna untuk berangkat atau tidak. Karena menurut
pegawai imigrasi, kemungkinan selesainya adalah pada tanggal 28 Desember
(seminggu lagi) maka saya akhirnya diputuskan oleh Bu Erna untuk tidak ikut.
Dia yang sudah sangat kenal baik dengan para pegawai imigrasi pun tidak bisa membantu.
Tapi nasib baik masih menyertai saya. Malamnya seorang teman yang juga
anggota DPRD Karimun mencoba berusaha untuk membantu urusan paspor saya. Katanya
dia akan mencoba minta tolong ke seseorang yang biasa membantunya. Dan ternyata
benar. Dua atau tiga (kalau saya tak salah) hari berikutnya, paspor saya
benar-benar kelar. Dan saya pun dapat ikut bersama dengan seratusan orang
lainnya ke Langkawi-Malaysia via Singapura.***
Melalui Batam
JUMAT (28/12) sekitar pukul 07.45 WIB pagi itu, kapal Mikonatalia yang kami
tumpangi berangkat meninggalkan pelabuhan domestik Tanjungbalai Karimun.
Sebanyak 118 orang rombongan kami bersama beberapa penumpang lainnya akan
menuju ke Batam. Walaupun program perjalanan liburan akhir tahun ini adalah ke
luar negeri tapi akan berangkat melalui Batam. Satu setengah jam naik kapal
very Karimun- Batam, akhirnya kami merapat di Pelabuhan Sekupang, Batam.
Keluar dari Mikonatalia, kami akan berjalan kaki saja pelabuhan
Internasional yang memang tidak jauh jaraknya. Dari Pelabuhan Internasional
Sekupang Batam, rombongan peserta LAT ini akan menuju Singapura. LAT Karimun-
Singapura- Malaysia akan bermula dari sini, dari pelabuhan Karimun dan
Pelabuhan Batam. Semoga lancer dan aman, kata saya dalam hati.
Saya ingat kami sampai di Pulau Batam tepat pukul 09.25 WIB. Dari pelabuhan
domestik Sekupang kami berjalan kaki saja ke pelabuhan Internasional Batam yang
berada di sebelahnya. Bersiap-siap untuk menyeberang ke negeri singa yang
berbatasan langsung dengan Karimun atau Batam itu. Masyarakat Karimun atau
Batam, Provinsi Kepri umumnya memang merasa lebih mudah berlibur ke negeri
seberang dari pada di negeri sendiri seperti ke Jakarta atau Bali. Mungkin
karena jaraknya yang cukup dekat dengan negeri jiran itu.
Lama
juga kami menunggu keberangkatan ke Singapura. “Jadwal kapal baru pukul 11.00
siang”, begitu menurut penjelasan pimpinan rombongan, Bu Erna. Dan memang
benar, bahkan kapal Pacific yang kami tumpangi baru meninggalkan pelabuhan
Batam tepat pukul 11.20 WIB. Sekitar satu jam mengharungi laut, akhirnya kami
sampai di Pelabuhan Internasional Singapura pada pukul 12.25 WIB (pukul 13.20
Waktu Singapura). Proses cap paspor di pelabuhan yang terkenal sangat ketat
itu, menghabiskan waktu kami hampir satu jam.
alhamdulillah paspor bisa jadi juga
BalasHapussalam
omjay
Terima kasih komentarnya. Salam kompak selalu.
Hapus