TIDAK selalu ada kesempatan untuk berlibur. Tapi di akhir tahun
seperti saat ini adalah waktu yang paling tepat untuk itu. Sekolah-sekolah
sedang libur semester sesudah menyelesaikan tugas satu semester untuk semester
ganjil dengan pembagian rapor semester beberapa hari lalu. Kantor-kantor juga
libur karena hari 'libur bersama' menjelang natal yang berbarengan dengan libur
akhir tahun. Apalagi
tahun ini libur bersama menjelang natal (24 Desember)
jatuh hari Senin. Itu berarti sejak hari Jumat, 21 Desember (siang) para
pegawai kantor sudah bisa menikmati hari libur jika ingin berlibur ke daerah
lain karena Sabtu- Minggu libur resmi. Lumayan, lima hari.
Saya dan beberapa rekan guru serta
pegawai kantor di Karimun, di akhir tahun ini juga berencana akan berlibur ke
luar Karimun. Bahkan sudah ada yang berangkat sejak beberapa hari lalu. Seperti
juga masyarakat daerah lain di Tanah Air, orang Karimun mempunyai beberapa
alternatif untuk berlibur.Pertama bisa berlibur di dalam negeri
(Indonesia) saja seperti ke Bali, Jakarta, Bandung, Medan dan beberapa kota dan
objek wisata dalam negeri lainnya. Tapi, kedua juga ada yang memilih ke luar negeri
seperti ke Singapura, Malaysia dan Thailand, negara jiran.
Dari catatan yang ada masyarakat
Kabupaten Karimun khususnya, atau Provinsi Kepri pada umumnya lebih banyak
memilih berlibur ke Malaysia dan Thailan (Luar Negeri) dari pada ke Jakarta
atau Bali di dalam negeri sendiri. Di Malaysia memang ada beberapa lokasi
berlibur yang sering dikunjungi warga Karimun seperti ke Langkawi, Genting High
Land, Twin Tower KL CC, Johor Baru, Melaka, Pulau Penang dan tentu banyak lagi
lainnya. Bahkan masih ada beberapa lokasi berlibur yang belum atau jarang
--sempat-- dikunjungi seperti Kotakinabalu, Kuching, dan lain sebagainya.
Menurut beberapa sahabat yang sudah
sering ke Malaysia, termasuk yang saya rasakan sendiri, memang ada beberapa
kelebihan berlibur ke Malaysia seperti misalnya, 1) Jarak Karimun/ Kepri ke
Malaysia yang tidak terlalu jauh berbanding ke Bali atau Jakarta; 2) Ada cukup
banyak objek wisata di Malaysia (wisata belanja atau wisata budaya, dll); 3)
Transportasi dan akomodasi sangat mudah dan banyak; 4) Beda nilai mata uang
Indonesia dengan Malaysia juga tidak terlalu jauh dan stabil; 4) Budaya dan
ikatan kekeluargaan yang sudah terjalin sejak alama sebagai bangsa serumpun.
Masih ada beberapa lagi, tentunya.
Di kota-kota atau terminal-terminal
Malaysia juga terasa lebih aman. Tidak ada kekhawatiran gangguan pencopet atau
maling di siang hari walaupun berjalan sendiri. Peminta-minta juga tidak tampak
di simpang-simpng lampu merah atau di kafe-kafe yang sering menggangu
kenyamanan wisatawan seperti di negeri kita. Gangguan-gangguan seperti ini
sejatinya menjadi perhatian Pemerintah agar berwisata di negeri kita juga
semakin nyaman dan aman.
Sesungguhnya kota-kota di Indonesia
sangat banyak dan beragam untuk dikunjungi. Objek-objek wisata selain Bali dan
Jakarta juga sangat banyak di Tanah Air kita. Bahwa masih banyak tempat-tempat
wisata yang tidak terkelola dengan baik, itulah PR Pemerintah agar bangsa asing
juga lebih tertarik untuk ke negara kita disamping tentunya kita sendiri yang
meramaikannya.
Berlibur, haruskah ke seberang
lagi... ke seberang lagi... memang satu hal yang tak kurang peliknya, terutama
orang-orang Indonesia yang berbatasan langsung dengan negeri seberang itu. Bagi
masyarakat Karimun khususnya, memang merasa ke negeri seberang lebih irit
biayanya dari pada ke beberapa lokasi wisata terkenal di negeri sendiri. Sudah
saatnya memikirkan plus-minus, positif-negatif dan manfaat-mudhoratnya antara
berlibur ke seberang dengan di negeri sendiri. Bahwa berlibur itu penting,
tidak ada keraguan. Tapi haruskah ke seberang terus?***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar