KETIKA peserta didik (siswa) tampak lebih takut dari pada hormat
kepada gurunya, itu sesungguhnya sudah terjadi penyalahgunaan kompetensi dan
wewenang oleh guru kepada peserta didiknya. Cara seperti itu bukanlah
pendidikan yang baik buat mereka. Rasa takut pada hakikatnya adalah perasaan
keterpaksaan diakibatkan penempatan pelaksanaan peraturan yang keliru oleh
guru.
Setiap guru pasti akan berharap
proses pembelajaran yang dilaksanakannya di depan kelas berjalan dengan baik
dan lancar. Sayangnya pemahaman baik dan lancar diartikan sebagai suasana
tenang tanpa gangguan apapun terutama dari peserta didik. Di sinilah persoalan
akan muncul. Suasana tenang tanpa gangguan jika diartikan sebagai suasana tanpa
suara ribut sedikitpun dari peserta didik tentulah suasana seperti itu akan
menyerupai suasana semedi yang memang tanpa bunyi. Dan suasana pembelajaran
tanpa keterlibatan peserta didik sesungguhnya itulah problem yang mesti diatasi
guru.
Problem pengelolaan kelas seharusnya
tidak lagi diartikan sebagai mengatasi keributan di dalam kelas. Bahwa
keributan yang akan mengganggu proses pembelajaran tidak dibenarkan, itu sudah
pasti. Tapi suasana gaduh karena keterlibatan peserta didik dalam proses
pembelajaran, itulah suasana yang baik yang mesti diciptakan guru.
Beberapa orang guru sepertinya masih
mempertahankan pola pikir pertama di atas. Guru seperti ini beranggapan lebih
baik suasana tenang dari pada suasana riuh-rendah dan ribut oleh suara-suara
peserta didik. Suasana tenang akan memudahkan guru menyampaikan materi
pelajaran dari pada dibumbui dengan suasana ribut. Dengan ketenangan yang
tercipta dalam proses pembelajaran, guru akan lebih banyak waktu untuk
menyampaikan materi pelajaran. Inilah pandangan mereka.
Tidak ada yang salah dengan
penciptaan suasana tenang selama proses pembelajaran berlangsung. Justeru
suasana ribut akan mengganggu proses pembelajaran itu sendiri. Hanya saja jika
ketenangan yang dimaksud itu adalah ketenangan yang membuat peserta didik
ketakutan itu sudah jelas sangat bertentangan dengan perinsip pembelajaran yang
menyenangkan. Perinsip proses pembelajaran menyenangkan adalah perinsip yang mementingkan
partisipasi peserta didik lebih tinggi dalam proses pembelajaran tersebut.
Waktu-waktu yang tersedia di ruang kelas lebih banyak dipakai oleh peserta
didik dari pada oleh guru. Guru tidak lagi menjadi dominan dalam usaha
penyampaian materi ajar kepada peserta didik.
Jika guru masih berharap peserta
didiknya untuk tenang, duduk dan diam saja di kurisi masing-masing dengan
melipatkan tangan di atas meja, lalu gurunya mendominasi waktu (berceramah,
dll) maka itu sama sekali tidak akan mampu menciptakan proses pembelajaran
partisipatif yang dituntut kurikulum. Suasana seperti itu lebih banyak
melahirkan peserta didik yang penakut dari pada peserta didik yang berani dan
jujur. Kejujuran mutlak diutamakan dalam pendidikan. Dan itu tentu dimulai dari
ruang kelas. Rasa takut sudah jelas akan menjauhkan peserta didik dari
kejujuran karena terbinanya keberanian yang baik pada peserta didik.
Untuk itu, guru sudah sejatinya
berpikir bagaimana membuat pesrta didik yang menghormati gurunya tapi bukan
menakuti gurunya. Peserta didik yang merasa takut kepada guru akan cenderung
berperilaku tidak jujur kepada gurunya. Sebaliknya, peserta didik yang sudah
dilatih untuk berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas akan cenderung
jujur dan apa adanya kepada gurunya. Inilah sebenarnya yang diharapkan muncul
dari setiap peserta didik. Kelak mereka akan memerlukan sikap jujur dan berani
itu ketika sudah berhadapan dan mendapat tanggung jawab di tengah-tengah
masyarakat. Semoga1***
Artikel ini juga dapat ditelusuri di http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/30/guru-ditakuti-guru-tak-dihormati-499320.html
iy pak, jika guru di takuti siswa, pergi sekolah di ibaratkan keterpaksaan bagi mereka. kadang para siswa memberikan sebutan killer kepada guru yg galak atau keras akan peraturan. bagi saya suasana kelas hendaknya ceria, itu yg membuatkan saya nyaman waktu sekolah dahulu. jika suasana kelas hening rasanya seperti mencengkam hehe. ribut sedikit di kelas ya tidak apa asalkn jgn keterlaluan.
BalasHapusBenar tuh Alyn, ruang kelas seharusnya tidak perlu mencekam. Bagaimana siswa bisa kreatif jika mereka dalam keadaan ketakutan, ya kan? Makanya sebaiknya guru tidak membuat siswanya merasa takut saat belajar. yang penting tertib dan teratur. Mereka (siswa) itu harus enjoy waktu belajar.
Hapus