DARI sebegitu banyak berita 'hit' (sengaja dalam tanda petik-tebal. pen) saat ini, berita-berita tentang DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) adalah salah satunya. Ulasan dan informasi tentang DPR cukup menyita waktu, tempat dan pikiran kita, minggu-minggu ini. Hari-hari kita seolah dipaksa membaca berita tentang lembaga dan orang parlemen yang sebutannya 'terhormat' ini.
Sayangnya berita-berita itu sangat memuakkan kita. Memuakkan rakyat. Hebatnya tidak hanya rakyat yang benci dengan informasi-informasi itu tapi sesama anggota dewan pun seperti saling menyalahkan. Sebutlah berita terbaru seperti renovasi toilet, pembuatan tempat parkir dan terakhir yang paling hit adalah berita renovasi ruang Badan Anggaran yang ukurannya hanya 10 x 10 meter tapi akan menghabiskan dana 20 M (Rp 20.000.000.000). Wah wah wah, benar-benar sulit otak kita mencernanya.
Apakah biaya Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) per meter persegi itu dapat disimpulkan sebagai bukti begitu sudah kayanya bangsa kita karena mampu menganggarkan duit segepok begitu hanya untuk renovasi ruang satu meter? Atau ini adalah indikasi bahwa para wakil rakyat yang bernama DPR itu sesungguhnya hanya orang-orang miskin cara berpikir dan berperasaan meski bergelimang harta? Jangan-jangan mereka sebenarnya tidaklah sehebat seperti yang selalu ditayangkan televisi dalam persidangan-persidangan, terutama kalau berhadapan dengan pemerintah dalam rapat-rapat kerja mereka? Seolah-olah mereka saja yang benar dan hebat dengan menuding-nuding dan menyalahkan pemerintah (eksekutif).
Yang pasti, kita memang semakin muak dengan kelakuan mereka bila membaca berita-berita itu. Tidak mampu rasanya kita mencari ruang di otak kita untuk membenarkan berbagai kejanggalan ini. Tidak aneh kalau rekan-rekan kompasianer juga ikut mengulas, memberi pandangan bahkan menghujat berita-berita hit DPR ini. Dan tulisan singkat ini pun adalah salah satu ungkapan rasa dari rakyat yang merasa dan melihat nyata begitu banyak kesulitan hidup yang masih dialami bangsa ini. Tidak sekedar data BPS yang menjelaskan masih tingginya tingkat kemiskinan bangsa ini tapi sehari-hari kita memang melihatnya.
Di Ibu Kota Negara tempat tegak-kokohnya gedung DPR sendiri tidak sedikit rakyat hidup miskin. Para gembel dan anak jalanan itu membuat setiap kita akan terenyuh melihat kehidupannya. Begitu juga di kota-kota lain di Indonesia. Tidak sulit mencari orang miskin yang kesulitan dan atau tidak dapat makan. Fakta nyata bahwa begitu banyaknya orang miskin tidak terbantahkan. Itu benar-benar ada.
Tapi berita penghamburan uang rakyat di gedung rakyat sendiri sungguh memilukan kita. Kita tidak akan pernah bisa menerima logika para wakil rakyat itu. Sungguh memuakkan. Bukan kita iri melihat kenyamanan mereka. Tidak juga dengki menyaksikan berbagai fasilitas yang mereka terima. Tapi bermewah-mewah di tengah kesulitan masyarakat kita juga, apakah wajar?
Di saat sebagian orang kaya dan pejabat di negeri ini menampilkan pola hidup sederhana para wakil rakyat ini masih asyik-maksuyuk menghambur-hamburkan uang rakyat. Belum jugakah mereka sadar? Tambah lama kelakuan ini dipertontonkan, akan tambah lama pula usaha mengurangi dan menghilangkan kemiskinan di negeri tercinta ini. Ayo anggota dewan, ganti berita hitnya dengan yang tidak memuakkan.***
Sayangnya berita-berita itu sangat memuakkan kita. Memuakkan rakyat. Hebatnya tidak hanya rakyat yang benci dengan informasi-informasi itu tapi sesama anggota dewan pun seperti saling menyalahkan. Sebutlah berita terbaru seperti renovasi toilet, pembuatan tempat parkir dan terakhir yang paling hit adalah berita renovasi ruang Badan Anggaran yang ukurannya hanya 10 x 10 meter tapi akan menghabiskan dana 20 M (Rp 20.000.000.000). Wah wah wah, benar-benar sulit otak kita mencernanya.
Apakah biaya Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) per meter persegi itu dapat disimpulkan sebagai bukti begitu sudah kayanya bangsa kita karena mampu menganggarkan duit segepok begitu hanya untuk renovasi ruang satu meter? Atau ini adalah indikasi bahwa para wakil rakyat yang bernama DPR itu sesungguhnya hanya orang-orang miskin cara berpikir dan berperasaan meski bergelimang harta? Jangan-jangan mereka sebenarnya tidaklah sehebat seperti yang selalu ditayangkan televisi dalam persidangan-persidangan, terutama kalau berhadapan dengan pemerintah dalam rapat-rapat kerja mereka? Seolah-olah mereka saja yang benar dan hebat dengan menuding-nuding dan menyalahkan pemerintah (eksekutif).
Yang pasti, kita memang semakin muak dengan kelakuan mereka bila membaca berita-berita itu. Tidak mampu rasanya kita mencari ruang di otak kita untuk membenarkan berbagai kejanggalan ini. Tidak aneh kalau rekan-rekan kompasianer juga ikut mengulas, memberi pandangan bahkan menghujat berita-berita hit DPR ini. Dan tulisan singkat ini pun adalah salah satu ungkapan rasa dari rakyat yang merasa dan melihat nyata begitu banyak kesulitan hidup yang masih dialami bangsa ini. Tidak sekedar data BPS yang menjelaskan masih tingginya tingkat kemiskinan bangsa ini tapi sehari-hari kita memang melihatnya.
Di Ibu Kota Negara tempat tegak-kokohnya gedung DPR sendiri tidak sedikit rakyat hidup miskin. Para gembel dan anak jalanan itu membuat setiap kita akan terenyuh melihat kehidupannya. Begitu juga di kota-kota lain di Indonesia. Tidak sulit mencari orang miskin yang kesulitan dan atau tidak dapat makan. Fakta nyata bahwa begitu banyaknya orang miskin tidak terbantahkan. Itu benar-benar ada.
Tapi berita penghamburan uang rakyat di gedung rakyat sendiri sungguh memilukan kita. Kita tidak akan pernah bisa menerima logika para wakil rakyat itu. Sungguh memuakkan. Bukan kita iri melihat kenyamanan mereka. Tidak juga dengki menyaksikan berbagai fasilitas yang mereka terima. Tapi bermewah-mewah di tengah kesulitan masyarakat kita juga, apakah wajar?
Di saat sebagian orang kaya dan pejabat di negeri ini menampilkan pola hidup sederhana para wakil rakyat ini masih asyik-maksuyuk menghambur-hamburkan uang rakyat. Belum jugakah mereka sadar? Tambah lama kelakuan ini dipertontonkan, akan tambah lama pula usaha mengurangi dan menghilangkan kemiskinan di negeri tercinta ini. Ayo anggota dewan, ganti berita hitnya dengan yang tidak memuakkan.***
(Artikel yang sama di http://media.kompasiana.com/new-media/2012/01/15/hitnya-berita-dpr-memuakkan-rakyat/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar