SEUMUR-umur hingga duduk di kelas sebelas alias kelas dua, Adi bin Safro seingatnya belum pernah pingsan. Apalagi pingsan karena ikut gerak jalan. Adi sudah terbiasa ikut gerak jalan. Itu sebabnya dia terpilih. Dulu, saat gerak jalan dia berusaha menahan letih untuk tidak berbaring selepas finish. Banyak teman-temannya yang tergeletak di tanah setelah sampai di finish tapi dia berusaha tegar. Tahun ini, Adi terpilih ikut tim gerak jalan sekolahnya.
Sejak start tadi hingga memasuki setengah jalan sudah banyak yang kelihatan keletihan. Adi pun sangat letih. Tapi, dia berusaha menahan letih. Sudah 17 km dilewati, bisiknya dalam hati. Regunya memotong beberapa regu lainnya. Itu juga membuat tenaga terkuras lebih. Masih 3 km lagi, katanya meyakinkan hatinya untuk tidak jatuh. Tu, wa, tu, wa, ga....begitu komandan regu menghitung langkah tegap regunya. Adi tetap bersemangat.
Tepat pada lima meter menjelang garis finish satu orang temannya terpincang-pincang dan akhirnya roboh. Dua orang lagi terjatuh persis setelah peserta paling belakng menginjak garis finish. Adi sendiri merasa kuat sebenarnya. Tapi melihat beberapa temannya bertumbangan, dia pun menumbangkan badannya beberapa saat setelah finish. Dia dikerumun guru dan siswa. Adi tidak membuka matanya. Dan secepat kilat tim kesehatan kabupaten yang bertanggung jawab langsung memasukkan Adi ke dalam tandu. Adi pun mengikuti teman-temannya masuk ambulance dan diangkut ke Rumah Sakit. Aku sebenarnya sengaja saja agar bisa naik mobil ini, bisiknya di hatinya geli.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar