TIDAK terdengar suara mengaji atau suara tarhim pagi ini. Ahad (31/07/2022) subuh ketika terbangun menyambut subuh biasanya saya mendengar suara mengaji. Tapi tidak pagi ini. Saya tidak mendengar suara orang atau rekaman suara mengaji seperti pagi-pagi kemarin. Saya menatap langit-langit kamar 226 hotel tempat saya dan isteri serta cucu menginap.
Pagi ini saya memang tidak sedang di kampung sendiri, Wonosari. Saya lagi di Kota Madani, kata orang-orang di sini. Kota Batam yang tetap menjadi megnet untuk dikunjungi. Kebetulan saya dan isteri serta cucu tengah berada di sini sedari kemarin. Bukan sedang berlibur. Kebetulan saja kemarin kami ke kota ini untuk memenuhi undangan seorang teman, Mahadi Rahman. Dia pejabat di Kantor Gubernur Kepri yang selalu bersama di kegiatan-kegiatan MTQ atau STQ Provinsi.
Sabtu kemarin, itu Staf Ahli Gubernur Kepri yang dulu lebih dikenal sebagai Direktur Quran Center, Provinsi Kepri yang berkeudukan di Batam, itu melaksanakan acara resepsi anak pertamanya, M. Ainur Ridha bin Mahadi Rahman, SQ MPd I. Dia mengundang para sahabat dan masyrakat terdekat untuk memberikan doa restu. Saya dan beberapa orang dari Karimun datang ke acara itu.
Selepas acara, kami sekeluarga dan tiga keluarga lagi dalam keluarga besar teman saya, Juferizal tidak langsung kembali ke Karimun. Kami sepakat bermalam di Batam saja. Mumpung sudah berada di kota yang dikenal dengan jambatan Barelang, sekalian saja kami bermalam Ahad di Batam. Kami memilih menginap di salah satu hotel di kawasan Nagoya. Saya dan isteri serta cucu menyewa kamar 226 hotel tiga lantai itu.
Waktu bangun menjelang subuh, itulah saya tidak mendengar suara orang atau suara rekaman mengaji alquran, seperti di subuh-subuh sebelumnya di kampung sendiri. Padahal saya percaya pasti ada masjid atau musolla di sekitar hotel kami yang akan menyeru jamaah untuk solat subuh. Tapi sedari setengah jam menjelang subuh hingga 10 menit berlalunya waktu subuh saya tidak mendengar suara seruan subuh itu.
Saya berpikir positif saja. Mungkin bukan tidak ada masjid atau musolla yang membunyikan panggilan atau peringatan akan datangnya waktu subuh. Kota Batam yang menyebut dirinya sebagai Kota Madani, kota yang menjadikan penduduknya sebagai masyarakat yang taat kepada Tuhannya, tentu saja akan ada muslim yang pergi ke masjid untuk berjamaah. Salah satu dugaan saya adalah karena kamar hotel yang mungkin kedap suara sehingga suara dari luar tidak terlalu jelas masuk ke kamar. Makanya tidak terdengar saura azan atau saura orang mengaji.
Kemungkinan lain, bisa juga karena suara pengeras suaranya tidak dimaksimalkan agar tidak mengganggu non muslim yang masih tertidur. Alasan toleransi ini bisa juga menjadi sebab mengapa suara mengaji atau suara azannya tidak saya dengar dari hotel ini. Tapi jika dua alasan ini ternyata tidak benar, tentu ada alasan lain. Apakah karena dalam radius 100-am dari hotel ini tidak ada masjidnya, entahlah. Boleh jadi masjidnya atau suraunya jauh nian. Sangat jauh. Kalau itu penyebabnya, tentu saja tidak akan ada suara yang biasa memanggil kita di waktu pembuka hari itu.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar