CATATAN pengalaman harian akan selalu bermuara pada dua rasa, mudah atau susah. Walaupun mudah atau susah adalah sebuah perasaan yang sifatnya relatif, tetap saja bagi yang merasakan akan membuat titik simpul pada susah atau mudah itu sendiri.
Seperti catatan pengalaman saya pada Senin (04/07/2022) itu, tadinya saya menduga akan ada kesulitan-kesulitan dalam menjalaninya. Kesulitan itu akan ada pada waktu atau kesempatan melakukan karena waktunya yang saya duga akan berhimpitan. Saya sudah membuat kesimpulan awal (estimasi) bahwa beberapa kegiatan yang harus dijalankan dalam waktu yang bersamaan pasti saja akan menghadapi kesulitan. Waktunya akan berbenturan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Itu saja yang sepertinya akan saya rasakana pada hari itu.
Sebagaimana sudah diingatkan dan sudah ada kesepakatan tiga hari sebelumnya bahwa hari Jumat (01/07/2022) itu saya harus datang ke Bagian Kesra dan Keagamaan, Setda Kabupaten Karimun. Kehadiran saya itu adalah untuk urusan pencairan dana hibah YDM (Yayasan Darul Mukmin) Kabupaten Karimun yang pengelolaannya memang ada di bawah tanggung jawab saya. Sebagai orang yang diamanahkan owner (pembina) YDM sebagai pengelola yayasan, saya pula yang saat itu mengurus permintaan pencairan hibah itu. Kabag Kesra sudah menentukan harinya. Hari itu.
Persoalan penentuan hari itu penting bagi saya karena sesungguhnya perngurusan usulan pencairan itu sudah cukup lama. Selalu ada alangannya. Salah satu alangan itu adalah kesempatan Pak Kabag yang ternyata tidak mudah. Padatnya jadwal kegiatan Bupati yang mengharuskan dia ikut bersama orang nomor satu itu membuat Kabag selalu beralangan di kantor. Termasuk untuk urusan pencairan ini. Waktu dua bulanan menunggu kesempatan adalah waktu yang cukup lama bagi saya yang juga mempunyai kesibukan lumayan padat. Dan setelah ada waktu itu, tentu saya wajib menyesuaikannya.
Persoalan muncul adalah ketika hari Jumat pagi itu juga saya dipanggil ke imigrasi untuk mengurus paspor yang dua hari sebelumnya sudah berproses. Ini untuk perpanjangan pasport saya. Segala urusan dokumen sudah selesai sebelumnya. Karena saya kategori lansia maka saya mendapat fasilitas untuk datang langsung hari Senin untuk foto. Datang pagi, pesan dari pegawai imigrasi. Inilah peliknya itu. Hari yang sama saya harus menyelesaikan dua hal, urusan Pasport dan urusan hibah yayasan itu.
Ternyata kuasa Tuhan menjadi tumpuan harapan saya. Meskipun saya tahu persis kalau antri di imigrasi itu lumayan lama dan pihak imigrasi tidak bisa mengubah jadwal antriannya, nyatanya pagi itu untuk antrian saya diletakkan di awal sekali. Nomor satu untuk dipanggil wawancara sekaligus berfoto. Syukurnya lagi proses wawancara itu juga sangat singkat. Lalu berfoto dan selesailah urusan saya pagi itu di imigrasi. Saya melihat jam tangan, alhamdulillah masih ada 15 menit sisa waktu untuk melanjutkan janji kedua di hari yang sama, di Bagian Kesra.
Singkat kisah, saya sampai di Bagian Kesra lima menit sebelum waktu tiba. Artinya saya masih surplus waktu sebanyak itu. Dan alhamdulillah, sekali lagi, Pak Kabagnya berkenan menandatangani dokumen itu terlebih dahulu sebelum saya menandatanganinya. Itu juga karena dia akan pergi lagi. Lancar, kan? Itulah yang saya alami. Kemudahan itu memang sudah ditentukan-Nya. Itulah cinta-Nya. Dengan cinta Allah segalanya terasa mudah.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar