Kapal MV Seven Star Island yang kami tumpangi terus bergerak pelan setelah beranjak meninggalkan Pelabuhan Punggur sekitar setengah sembilan tadi. Para Dewan Hakim yang mengisi kapal berkapasitas ratusan orang, masing-masing ngobrol sesama DH yang kebetulan duduk berdekatan. Kapal sendiri semakin lama semakin kencang hingga sampai titik kelajuan yang standar.
Saya menikmati pemandangan laut lepas yang dilalui kapal ini. Sambil ngobrol dengan teman sebelah kiri saya terus memandang jauh ke laut sana. Saya duduk pada kursi yang paling tepi di sebelah kanan bagian belakang kapal. Jika mata terasa berat saya tidur. Sarapan yang ketika akan berangkat dibagikan oleh panitia keberangkatan sudah saya makan.
Satu jam, dua jam sesekali saya melirik jam tangan. Kata teman-teman yang sudah pernah naik kapal laju super besar ini diperlukan waktu lebih dari 8 jam untuk sampai ke Pelabuhan Tarempa. Saya hanya memikirkan waktu yang begitu lama di dalam kapal ini. Berarti kurang lebih waktunya seperti naik pesawat dari Batam ke Arab Saudi, kata saya dalam hati. Tidak kurang dari dua kali saya menidurkan mata dalam waktu keberangkatan Batam- Anambas.
Tepat pukul 16.55 sampailah kami ke Pelabuhan Anambas. Sepuluh menit sebelum sampai saya sudah tahu kalau di depan kami itu adalah Pelabuhan Tarempa yang 11 tahun lalu saya pernah ke situ. Kini saya dan rombongan benar-benar sudah menginjakkan kaki di Pelabuhan Anambas. Ada banyak pejabat berpakaian Melayu, baju kurung menyambut di atas pelabuhan. Bahkan saya melihat ada droun kamera yang terbang rendah di atas kepala para pejabat itu. Rombongan kami yang di dalamnya ada beberapa pejabat provinsi disambut dengan lemparan beras kunyit oleh penyambut tamu.
Setelah prosesi penyambutan dan telah diturunkannya tas para penumpang, kami masuk ke dalam mobil yang sudah disediakan. Saya lihat, beberapa teman juga ada yang menaiki kendaraan roda dua. Mungkin ojek setempat atau teman-teman mereka yang kebetulan ada di sini. Saya sendiri naik sebuah mobil milik Dishub Anambas. Kami diantarkan ke penginapan Tarempak Beach yang tidak terlalu jauh dari pelabuhan. Penginapan ini mirip sebuah hotel dengan fasilitas sudah seperti hotel. Saya dan ustaz Komaruddin mendapatkan kamar nomor 216, di lantai dua. Sebagian di lantai satu dan di lantai tiga.*** (bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar