Rabu, 19 Januari 2022

Mengajak Teman adalah Mengajak Badan

SEKALI lagi ingin saya katakan bahwa mengajak itu mudah. Yang tidak mudah adalah memastikan orang yang diajak mengikuti ajakan kita. Karena itu pula maka orang tua-tua berpesan kepada kita, mengajak teman itu adalah bagaikan mengajak badan alias mengajak diri sendiri. Saya sepakat pernyataan ini.

Mengambil contoh, mengajak teman-teman untuk menulis, misalnya ternyata tidaklah mudah. Saya merasakan betul betapa tidak mudahnya mengajak teman-teman untuk menyukai kreatifitas tulis-menulis. Populer sekarang disebut sebagai cinta literasi. Tidak mudah. Walaupun sebenarnya sama-sama membutuhkan hasil karya tulis itu sendiri, tapi tetap tidak mudah mengajak untuk berkreatifitas di ranah tulis-menulis.

Ketika posisi sebagai guru mengajak siswa untuk mencintai atau membersamai literasi, sedikit lebih ringan berbanding ketika mengajak rekan-rekan guru lainnya untuk aktif di ranah literasi. Kalau siswa masih mungkin sedikit mempergunakan pendekatan paksaan atau semacam tekanan, tapi jika mengajak teman-teman guru tidak mungkin melakukan cara itu. Pendekatannya adalah suka sama suka.

Siswa kita sudah pasti ada keterikatan tertentu dengan kita sebagai guru, sementara sesama guru tidak ada keterikatan seperti keterikatan guru dengan muridnya. Guru dengan murid bisa terikat oleh hasil belajar yang diwujudkan dalam bentuk penilaian. Siswa perlu nilai dari guru, sementara guru berkewajiban memberikan penilaian kepada siswa atau peserta didiknya. Di sinilah keterikatan antara guru dan murid terjadi. Jika ini dipergunakan untuk menyuruh siswa cinta literasi, masih mungkin. Boleh jadi ada keterpaksaan, tidak mustahil begitu.

Berkaitan dengan usaha mengajak menyukai atau melaksanakan praktik tulis-menulis yang ditujukan kepada teman-teman, maka sikap terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menganalogikan bahwa mengajak teman itu adalah mengajak diri sendiri. Artinya, jika ajakan itu diharapkan dilakukan atau dipatuhi oleh teman-teman, maka lakukanlah terlebih dahulu sebelum kita berharap dilakukan oleh teman-teman kita. Inilah sikap terbaik yang perlu dilakukan.

Seumpama mengajak teman-teman untuk membuat karya tulis, maka kita sendiri wajib terlebih dahulu melakukan ajakan itu. Itulah maksudnya bahwa mengajak teman-teman itu pada hakikatnya sama dengan mengajak badan sendiri. Lakukan dulu oleh yang mengajaknya baru meminta atau menyuruh orang lain melakukannya. Inilah yang sering disebut --dalam agama-- dengan istilah dakwah bilhal. Berdakwa dengan melakukannya. Menyuruh dengan mencontohkannya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Sudah 1123 Menuju 1124

CATATAN Kamis (28/11/2024) ini adalah tulisan ke-1124 --wow-- dalam daftar tulisan yang ada di blog saya, 'maribelajar' ini. Beberap...