COVID-19 tidak selamanya dilihat orang dari virusnya yang menakutkan saja. Pandemi covid juga ada yang melihat sisi-sisi baiknya. Katakanlah melihat hikmahnya. Sebanyak yang hanyut oleh rasa takut, banyak pula yang menjadikan masa-masa covid untuk memikirkan berbagai hal yang positif. Diskusi-diskusi bermunculan dengan topik covid dan ikutannya.
Ikutan positif covid salah satunya adalah kita semakin sering dan serius melihat diri. Dalam skop personal, kita melihat diri untuk mampu bertahan dalam berbagai kesulitan. Di skop daerah bahkan negara, para tokoh kita juga berbicara keadaan bangsa ini. Kembali mucul misalnya perdebatan tentang ketertinggalan bangsa ini oleh bangsa lain yang sejak awal sebenarnya sama-sama melangkah di garis yang sama.
Dalam satu tulisan pendek berjudul Korea oleh penulisnya kembali dibandingkan Indonesia dengan Korea (Selatan) yang saat ini terbukti sudah jauh meninggalkan Indonesia dari sisi kemajuan. Padahal dulunya sama-sama merdeka dari penjajah yang sama dan merdekanya juga di bulan yang sama. Hanya berbeda dua hari saja proklamasi kemerdekaannya dinyatakan oleh masing-masing negara. Tapi hari ini dikatakan, negara gingseng itu begitu pesat kemajuannya berbanding dengan negara kita. Lalu apa yang salah dengan kita?.
Tulisan ini saya dapatkan dari seorang teman saya yang menshare tulisan ini di grup WA yang kami sama-sama berada di dalamnya. Rekan saya itu, R. Bakhtiar juga menshare (persis) tulisan dari teman temannya yang lain. Secara lengkap tulisan yang mengandung motivasi itu berbunyi begini,
Korea
Sahabatku sebangsa dan setanah air Indonesia tercinta....
Tahukah kamu bahwa Indonesia dan Korea Selatan merdeka pada hari yang berdekatan.
-Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945,
-Korea Selatan merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945.
Walaupun hanya beda 2 hari, Korea Selatan yang dahulu "LEBIH MISKIN" dari Indonesia.
Tapi sekarang Korea berhasil menempati urutan papan atas Negara Maju. di Dunia. Padahal kita memulai titik start membangun bangsa hanya selisih dua hari saja.
Hmmm .... hanya berbeda 2 hari tapi bisa berbeda segalanya..!
Kok bisa ya...?
Mari kita cermati beberapa persamaan dan perbedaan Pola Pikir dan Pola Hidup Bangsa Korea dan Bangsa Indonesia.
Orang Korea tidak merayakan 15 Agustus-an seperti kita di Indonesia.
Mereka hanya mengibarkan bendera, sudah.
Tidak ada umbul-umbul, spanduk, lomba-lomba, apalagi peringatan yang meriah.
Apakah tanpa semua itu mereka tidak cinta negaranya?
Jawabannya, pasti tidak!
Orang Korea, tidak ada yang tidak cinta negaranya.
Jika di Indonesia sejak zaman Orde Baru di tiap kantor dipasang foto presiden dan wakil presiden, di Korea mereka hanya memasang bendera negaranya. Mengapa...?
Bagi mereka, "Siapapun presidennya, negaraku tetap Korea".
Bagi mereka, Presiden dan Wakil Presiden bukanlah Negara tapi hanya pengemban Tugas Negara.
Presiden adalah milik semua bangsa Korea dan bukan hanya sebagian golongan saja. Jadi semua bangsa bersatu membangun Korea siapapun presidennya.
Setelah kemerdekaan Korea dari Jepang, mereka masih harus melewati fase perang saudara hingga akhirnya pecah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Saat itu, orang Korea teramat miskin, hingga makan nasi (yang merupakan kebutuhan pokok) saja susah.
Sehingga setiap bertemu, satu sama lain mereka akan bertanya “밥을 먹었어요?” (“Sudah makan nasi?”), jika belum maka akan diajak makan. Begitulah solidaritas kebangsaan yang dimiliki oleh setiap orang di KOREA.
Begitu pula dengan kerja keras, sudah tidak diragukan lagi hasil nyata dari kerja keras Korea Selatan saat ini. Kita bisa lihat dari banyaknya produk berteknologi canggih yang membanjiri dunia termasuk Indonesia.
Pesan dari Presiden Korea saat itu,
“Let’s work harder and harder. Let’s work much harder not to make our sons and daughters sold to foreign countries.”
"Ayo kita bekerja lebih keras dan lebih keras, Ayo kita bekerja lebih keras untuk tidak membuat anak-anak kita dijual ke luar negeri"
Dan kemudian ditutup oleh quote ini,
“Now, we promise that we will hand over a good country to our sons and daughters, we will give you the country worthy to be proud as well.”
"Sekarang, kita berjanji bahwa kita akan menyerahkan sebuah negara yang baik untuk putra dan putri kita, kita akan memberikan negara yg layak untuk dibanggakan oleh anak-anak kita"
Lihatlah betapa nasionalisnya orang Korea, ketika mereka merantau di negara asing semisal Indonesia, mereka hanya mau membeli produk-produk bermerek "Korea" kecuali jika memang tidak ada produk Korea yang di jual di negera tersebut.
Bisakah kita Indonesia seperti Korea...???
Bisakah kita bersatu dan berpikir seperti mereka..???
Bisakah kita memiliki Nasionalisme seperti bangsa Korea...???
Jika tidak, jangan Mimpi Indonesia bisa menjadi negara Maju seperti Korea.
Tolong sebarkan pesan ini untuk seluruh anak bangsa
Terimakasih untuk anda yang telah ikut membangunkan anak bangsa melalui artikel ini.
Salam Kemerdekaan INDONESIA
tulisan ini di share dari sahabat Yayoek,
Anggota Resimen Mahasiwa, Batalion 8 UI
Noted: Bagikanlah segera pada siapa saja jika ini menjadi kebaikan bagi negeri dan Indonesia kita tercinta...
www.ayahkita.com
Mari kita bangun Indonesia yang kuat dari keluarga
Let's Make Indonesian Strong from Home !
Saya menyalin ulang tulisan --bergaris miring-- itu tanpa editing sama sekali. Agar penulis pertamanya dapat membandingkan kutipan utuh itu memang berasal dari dia. Dan tujuan kita melihat perbedaan kita dengan Bangsa Korea semata untuk memupuk motivasi dan cinta negeri yang kita miliki, tentunya. Bukan untuk merendahkan negara dan bangsa kita. Apakah kita benar-benar mencintai Negeri kita? Pertanyaan yang selalu menyesak dada kita, sekurang-kurangnya saat peringatan Hari Kemerdekaan tiba.
Pertanyaan lanjutannya, perlukah kita mencintainya sebagaimana orang Korea mencintai Negaranya? Ini pertanyaan penting. Tentu tergantung kepada kita sendiri menjawabnya. Kita tidak ingin kita terus tertinggal, menjadi negara terbelakang. Kita juga tidak ingin mewariskan Negara kita dalam keadaan tertinggal jauh kepada anak-cucu kita. Maka, mari kita ulang tegaskan, kita sepenuhnya mencintai Negara kita. Kita akan bertekad mengisi pembangunan Negara kita.
Pandemi covid yang hingga kini belum hilang dari Negara kita membuat kita lebih banyak punya waktu untuk melihat diri sendiri. Sisi ini tentu saja bagus bagi kita. Kalau kita banyak kesempatan untuk mematut-matut diri atau negeri ini, tentu semakin tahu kita dimana sesungguhnya kekeliruan kita jika memang ada yang keliru selama ini. Bagian mana yang dapat kita lakukan untuk memajukan bangsa kita. Itulah yang penting bagi kita saat ini dan seterusnya. Mari bercermin diri untuk memberi bukti cinta negeri. HUT RI akan terus diperingati dan tekad cinta negeri juga mesti terus ada di dada ini.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar