SELASA dini hari menjelang Rabu (11/11/2020), itu adalah hari yang tidak pernah dimimpikan oleh masyarakat di beberapa lokasi, di Kecamatan Meral dan Tebing ketika angin kencang disertai hujan turun. Angin puting beliung datang menyapu, melewati beberapa lokasi, tengah malam itu. Ada beberapa tempat disapu angin dahsyat dengan merusak rumah-rumah yang dilaluinya. Rumah-rumah yang dilewatinya, itu berterbangan atap dan plafonnya. Itu berita duka bagi kita, terutama bagi korbannya hari itu.
Itulah angin puting yang cukup membuat parah kerusakan rumah-rumah masyrakat yang berada di Kecamatan Meral dan Tebing. Dari beberapa media yang menyiarkan beritanya, angin puting beliung kali ini menimpa beberapa rumah di Wonosari, Batulipai dan beberapa lokasi lainnya di Kecamatan Meral. Juga melanda daerah Harjosiari, Kecamatan Tebing. Konon masih ada beberapa tempat juga merasakan musibah ini.
Karena itu pula masyrakat memberikan bantuan kepada korban angin puting beliung Kabupaten Karimun ini. Masyarakat bersimpati dan mengulurkan bantuan sesuai kemampuan. Di lokasi Wonosari Pemerintah mendirikan dapur umum beberpa hari pasca musibah itu. Sejak hari itu hingga beberapa hari berikutnya, bantuan dari warga sekitar lokasi berdatangan. Tidak terkecuali dari anak-anak kita, khususnya yang masih berada di bangku sekolah yang Alhamdulillah juga punya rasa. Baik karena arahan gurunya maupun atas inisiatif mereka sendiri, yang pasti ada siswa sekolah yang ikut secara lembaga mengulurkan bantuannya juga.
Sebuah portal berita menginformasikan bahwa siswa Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Darul Mukmin ikut menyalurkan bantuan bagi korban angin puting beliung, di wilayah Batu Lipai, Kelurahan Baran Timur Kecamatan Meral. Mereka melakukan dan menyalurkan bantuan itu pada hari Jumat (13/11/2020) yang lalu. Begitu isi berita media online itu. Tentu membanggakan kita sebagai orang tua.
Kita tahu bagi siapapun tentu akan merasakan betapa musibah tersebut menyisakan duka mendalam bagi masyarakat, terlebih-lebih bagi penderitanya. Dan duka itu pula yang ikut dirasakan keluarga besar SMPIT Darul Mukmin. Kita yakin, anak-anak di sekolah lain juga merasakan duka yang sama. Terkhusus anak-anak sekolah Islam di DArul Mukmin, konon karena didapati ada sanak family atau keluarga dari para siswa di sekolah ini yang menjadi korbannya. Rasa simpati dan duka mereka tentu akan muncul spontan. Lalu meeka bangkit dan menggelar penggalangan dana untuk korban angin puting beliung. Dan bantuan itu menjadi penting karena tidak hanya diperuntukkan kepada keluarga mereka saja.
Rasa bangga kita tentu saja karena penggalangan dana maupun bantuan lainnya, itu lahir dari rasa simpati dan sedih anak-anak kita yang menyaksikan langsung musibah itu. lagi pula, ketika mereka mengetahui ada rekan mereka yang saudaranya menjadi korban angin puting beliung yang memporakporandakan kediaman keluarganya, otomatis rasa haru dan simpati mereka akan lahir. Itulah sikap yang memang perlu kita bina terus di jiwa mereka.
Seperti kita orang dewasa, mereka merasa prihatin dan terkejut, ketika mengetahui ada salah satu keluarga mereka yang terkena selain begitu banyak keluarga lainnya yang ikut menderita lalu muncul ide untuk menggalang dana maupun bantuan lainnya, sehingga pengurus OSIS mereka langsung bergerak dan mendatangi para donasi dari para orang tua wali murid di sekolah mereka, sungguh ini tindakan yang mulia dari anak-anak kita.
Menurut berita, bantuan yang terkumpul berupa uang tunai Rp2,5 juta dan sejumlah sembako, yang bersumber dari para orang tua wali murid di sekolah mereka. Kemudian disalurkan langsung oleh pengurus OSIS sekolah ini kepada keluarga korban terdampak serta ke posko di lokasi bencana. Sungguh mengharukan kita. Penggalangan dana mulai dilakukan sejak hari pertama bencana, Rabu (11/11/2020) itu.
Makna dan pesan yang dapat ditangkap adalah bahwa simpati dan peduli kita sesama manusia juga bisa dan harus tumbuh di kalangan anak-anak kita selama ada teladan dari orang-orang tua atau yang sudah lebih dewasa. Musibah adalah satu hal. Harus dapat diterima sebagai ujian dari Allah. Dan rasa simpati dari kita, apalagi dari anak-anak, itu hal lain. Intinya, kita bersimpati dan anak-anak kita juga punya rasa simpati.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar