INILAH pertama kali --seingat saya-- Pjs (Pejabat Sementara) Gubernur Kepri, Dr. Drs. H. Bahtiar Baharuddin, MSi datang berkunjung ke Kabupaten Karimun sejak dilantik pada 25 September 2020 lalu. Kunjungan hari Ahad (15/11/2020) kemarin, itu adalah Kunker (Kunjungan Kerja) pertama sebagai Gubernur, pimpinan tertinggi provinsi ke Kabupaten Karimun, Negeri Berazam . Ini kunjungan istimewa menurut saya.
Istimewa? Ya. Pertama, karena dia datang di hari Ahad (libur) yang konotasinya hari tidak bekerja. Tapi bagi pejabat setingkat gubernur bahkan bupati sekalipun, hari Ahad tetap hari bekerja. Dan karena itu maka penyambutan kehadirannya begitu ramai di Karimun? Boleh jadi. Semua orang atau komponen yang diundang Pemda Karimun untuk ikut serta, boleh disebut hadir semua. Seperti disampaikan Pjs Bupati, Pak Heri saat memberikan sambutan. Hanya beberapa pejabat saja yang diwakilkan. Dan karena ini hari libur, boleh jadi sebagian orang sudah punya jadwal keluarga. Nyatanya bisa ikut serta.
Keistimewaan kedua, dalam pidato pengarahannya dia tidak berpidato sebagai seorang Pjs. Dia bicara seumpama pejabat yang akan memimpin dalam dua periuode ke depan. Isi pidatonya adalah strategi membangun dan membuat sejahtera rakyat dalam sekian tahun yang akan datang. Idenya, mulai dari pengelolaan pabrik dengan bahan baku dari daerah sendiri sampai kepada ide menyiapkan bahan baku pabrik yang berjangka panjang itu. "Punya pabrik air kelapa, buah kelapa dan bahan kelapa lainnya, tapi mendatangkan bahan bakunya dari provinsi di luar Kepri, itu tidak tepat," katanya. Maka, mari kita menanam kelapa dalam jumlah besar. Dia akan melaunching penanaman 1 miliar batang kelapa di Keperi. Istimewa, kan? Dan banyak lagi isi pidatonya yang membuat pendengar berdecak kagum.
Saya ikut hadir pada acara dengan agenda penyerahan bantuan 100.000 masker dari Pemda Provinsi ke Pemda Kabupaten. Saya hadir mewakili Ketua Umum MUI yang memang tidak bisa ikut kegiatan di Kabupaten Karimun sejak dia mutasi tugas dari Kemenag Kabupateh Karimun ke Kanwail Kemenag Provinsi Kepri sejak satu tahunan lalu. Untuk mewakili belyau, kami para wakil ketua berkoordinasi untuk mewakili. Hari ini saya berkesempatan hadir. Tapi yang utama dari kehadiran kami adalah mendapatkan wawasan dan pengetahuan hebat.
Sebanyak pengarahannya yang menyampaikan berbagai hal, khususnya perihal penangnan covid-19, Pak Gubernur Bahtia terasa begitu memukau para hadirin. Saya melihat, para undangan, baik pejabat provinsi yang dia bawa dari Tanjungpinang maupun para pejabat Kabupaten Karimun semua terpukau dengan pidatonya. Pak Gubernur berapi-api menjelaskan pentingnya kewaspadaan tinggi dalam menghadapi covid-19. Katanya, "Sejak saya menjadi pejabat gubernur, saya berkunjung ke daerah-daerah, saya merasakan kalau masyarakat di sini tidak terlalu khawatir dengan virus ini." Justeru yang menarik buat saya adalah ketika dia bererita sejarah orang-orang Bugis yang cikal-bakal keluarga besar orang Melayu di rantau ini. Dulu kita yang berkuasa di Asia Tenggara ini, sebelum akhrinya Belanda berkuasa.
Dia bercerita tentang isi salah satu buku yang mengupas masalah orang-orang Bugis di rantau. "Saya akan bagikan bukunya nanti," katanya. Inilah yang paling menarik bagi saya. Kalau bicara buku, tentu saja rasa ingin tahu menjadi utama. Buku berjudul Perantauan Orang Bugis di Abad ke-18, itu berisi kisah atau catatan tentang bersatunya suku-suku di Nusantara ini ketika dulunya masih dijajah Belanda. Buku hasil penelitian tahun 70-an itu sangat penting, kata Pak Gubernur. Dan kami yang hadir, hanya beberapa orang saja benar-benar mendapatkan buku penting itu.
Sebelum buku itu dia bagikan, Pak Pjs Gubernur bercerita tentang perlunya hidup bahagia. Bukan hidup kaya, jika kayanya malah membuat merana dan menderita, katanya. Bukan ilmu atau apapun yang melimpah-ruah namun tidak merasakan bahagianya hidup. "Pemerintah harus hadir di setiap usaha yang akan membuat rakyat berbahagia," tegasnya.
"Karena itulah kami hadir di sini, di Karimun. Walaupun kami, saya gubernur dan Pjs Bupati Karimun ini hanya berkesempatan bertugas beberapa bulan saja, tetaplah kewajiban mengingatkan rakyat agar berusaha maksimal untuk apa saja, itu perlu. Mari kita mencatat sejarah untuk kebahagian rakyat dan kekuatan Bangsa kita." Begitulah dia mengingatkan.
Buku yang dia bagikan secara gratis itu dia harapkan dapat mengingatkan seluruh masyrakat (pemnaca) untuk sadar akan sejarah bangsa. Menerti sejarah nenek-moyang kita, bagaimana mereka berjuang sebelum saat ini kita menikmati kehidupan seperti sekarang. Terima kasih, Pak Gubernur. Kami juga akan berusaha untuk berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara kita.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar