INILAH catatan, ketika tiba-tiba lampu kamar saya mati, pagi (Rabu, 04/11/2020) itu. Saya spontan mengucapkan 'innalillahi wainna ilaihi rojiun'. Saya harus menerima 'musibah' ini, kata saya di hati. Saya tahu, hujan lebat dari tadi malam. Spontan juga mengaitkannya. Bahkan, ketika pukul dua dini hari tadi terbangun karena petir berdentuman, saya sudah menduga PLN akan mati sebentar lagi. Tapi tidak juga mati, dini hari itu.
Tentang petir dan hujan lebat malam tadi itu, syukurnya hanya hujan lebat dan petir saja. Hingga pagi menjelang subuh PLN tidak mati. Alhamdulillah. Saya menganggap ini istimewa karena lazimnya, jika sudah hujan begitu plus ada petir dan guruhnya PLN-nya akan koid. Itulah tradisi PLN di daerah ini. Kita sebagai pelanggan biasanya menerima saja kebiasaan itu.
Tapi dini hari hingga pagi ini PLN bertahan hingga selesai subuh. Dan seperti biasa, selepas subuh, itulah waktu untuk sebentar memlototi andoid atau laptop. Membaca dan menulis disempatkan pada waktu ini. Membuat status di medsos atau membaca dan membalas status teman-teman juga disempatkan seberapa bisa, Menjelang nanti meninggalkan rumah untuk bekerja.
Saat-saat inilah tiba-tiba lampu mati. Sekitar pukul 05.30 barangkali. Itulah ucapan saya agar bisa tabah saja. Mungkin hujan malam, tapi mati PLN-nya pagi. Sudah, memang begitulah yang harus diterima. Dan setelah itu, saya bangkit dari tempat duduk, melihat-lihat ke rumah tetangga, kiri dan kanan. Eeh, ternyata lampu di rumah orang-orang di sekitar rumah saya tidak mati. Saya kembali ke kamar yang gelap. Saya hidupkan lampu cadangan.
Sambil berpikir mengapa di rumah saya mati, saya melihat bok meteran di teras (di luar rumah). Ternyata swich kontak di MCM, itu jatuh (membalik) ke posisi off. Saya coba kembalikan ke posisi on, tetap saja off kembali. Artinya ada masalah dengan PLN di rumah saya. Tapi apa masalahnya? Saya berpikir macam-macam. Dari kemungkinan kosleting hingga kemungkinan dimatikan secara otomatis oleh PLN berkecamuk di pikiran dan perasaan saya.
Kalau karena kosleting saya percaya. Tapi mengapa tiba-tiba kosleting? Atau karena saya belum membayar bulanannya? Kebetulan model meteran PLN di rumah saya masih menggunakan meteran lama, pasca bayar. Lalu saya lihat rekening, tunggakan hanya untuk November. Tidak mungkin dimatikan. Lagi pula, menurut saya tidak mungkin swichnya itu dibalikkan dari jarak jauh, mengingat model meterannya yang model lama. Ah, bingung juga.
Saya menduga saja, jangan-jangan iyuran November itu yang menjadi sebab-musabab? Saya coba bayar saja menggunakan mobile banking. Berhasil. Tapi PLN-nya tetap mati. berarti memang bukan tersebab rekening yang belum dibayar. Pasti ada masalah lain.
Saya mencoba cara lain. Saya turunkan saja swich MCB di bagian dalam rumah. Ada empat swichnya karena memang pemakaiannya dibagi menjadi empat MCB. Lalu yang di luar rumah saya naikkan ternyata bisa. Artinya, ada yang korsleting di rumah saya. Karena kebetulan swich di dalam rumah itu sudah dibagi menjadi empat bagian, saya coba naikkan satu per satu. Eeh, alhamdulillah. Ternyata, salah satu dari empat swich yang ada di rumah mati. Hanya satu. Artinya satu bagian saja yang akan mati. lainnya hidup.
Setelah saya hidupkan kembali ternyata yang mati adalah bagian belakang atau di bagian dapur saja. Bagian lainnya masih menyala. Alhamdulillah, di kamar tempat saya bekerja juga bisa menyala PLN-nya. Laptop ini akhirnya bisa saya pakai dan kembali bisa menulis cactatan ini.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar