SETELAH malamnya Syekh Ali Jaber dan Tim Dakwahnya bersama masyarakat memenuhkan Masjid Agung Kabupaten Karimun, di Poros Kecamatan Meral, pagi subuh (Sabtu, 03/10/2020) kemarin Tim Dakwah Syekh Ali Jaber membuat jamaah subuh Masjid Baiturrahman, Teluk Air Kecamatan Karimun juga membludak. Masjid kedua terbesar setelah Masjid Agung, itu tak mampu menampung jamaah subuh di lantai utama (lantai dua) masjid. Jamaah harus mengisi lantai bawah karena penuh di atas. Bagi yang terlambat harus ikhlas di lantai bawah.
Sesuai jadwal Syekh Ali Jaber bakda subuh, ini akan bertausiah di masjid mirip Masjid Nabawi itu. Karena informasi spanduk dan dari mulut ke mulut perihal kehadiran Syekh Ali Jaber di Kabupaten Karimun itu pula jamaah subuh yang biasanya hanya satu-dua shaf saja, kini ruangan utamanya penuh dengan tetap menerapkan standar protokoller kesehatan dengan menetapkan jarak tertentu.
Syekh Ali Jaber menyampaikan tausiah dengan materi doa mau tidur dan doa bangun tidur. Maksudnya dia menyitir doa itu, selain untuk mengingatkan banyaknya manusia yang tidak membacanya juga menekankan kewaspadaan akan kematian. Jika ceramah Syekh Ali Jaber ingin dibuat judul maka bisa disingkat, materi itu dengan judul, Tidur adalah Kematian yang Tertunda. Lelaki keturunan Arab itu lebih banyak bercerita perihal kematian berbanding doa itu sendiri.
Syekh Ali Jaber pada hakikatnya ingin mengingatkan kematian manusia, karena kematian itu adalah kepastian yang tidak bisa ditunda jika ajal sudah tiba. Baik saat terbangun, lebih-lebih saat tidur kematian itu seolah sudah bersama kita. Setiap detik kehidupan hendaknya manusia mengingat akan kematiannya yang bisa datang kapan dan dimana pun.
Katanya, tidur itu lebih dekat kepada kematian dari pada kepada kehidupan. Bayangkan, kita tidur itu dalam situasi tidak sadar. Bukankah orang mati itu sudah tidak sadar? Lebih tegas Syekh Ali Jaber menjelaskan bahwa orang tidur itu tidak bisa bicara, tidak bisa berkegiatan, tidak bisa makan minum dan lainnya. Orang tidur memang sedang berada pada posisi tidak sadarkan dirinya. Artinya itu sudah seperti orang mati, katanya.
Jika tidur itu lebih dekat kepada kematian, apakah kita benar-benar bersiap diri untuk mati jika Allah menjemput kita pada saat tidur? Itulah perlunya doa tidur. Di dalam doa tidur kita menyerahkan sepenuhnya hidup dan mati kita kepada Allah. Ya Allah, dengan menyebut nama-Mu, aku serahkan hidup dan matiku kepada-Mu. Begitulah inti doa tidur kita. Dan itu perlu dibaca sebelum tidur.
Meskipun beberapa materi lainnya juga dijelaskan Syekh Ali Jaber, namun perihal kesiapan manusia untuk menghadapi kematian, jauh lebih banyak dijelaskannya. Mengingat hidup adalah persinggahan sementara menjelang ke kematian maka hendaklah persiapan sesudah mati diutamakan. Hendaklah manusia senantiasa mengingat akan datangnya kematian.
Seperti di Masjid Agung, malamnya, pagi ini Syekh Ali Jaber juga memberi kesempatan kepada jamaah untuk berinfaq dalam Program Pembibitan Satu Juta Hafizh yang saat ini digagas dan dilaksanakannya di pesantren yang dia kelola. Dengan membeli buku karyanya, jamaah artinya sudah berinfaq kekada program ini.
Pada pertemuan kedua dari tiga tempat Safari Dakwah yang sudah dijadwalkan selama di Kabupaten Karimun, Sykeh Ali Jaber juga mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang diberikan. Juga berterima kasih untuk doa dari jamaah demi suksesnya program mencetak sejuta hafizh tersebut.
Pertemuan ketiga rombongan Syekh Ali Jaber akan dilaksanakan di Pulau Kundur. Tepatnya di Masjid Hijir Ismail, Kompleks Islamic Center Tanjungbatu Kundur sekitar pukul 08.00 hingga selesai. Jadi, dua kali di Pulau Karimun, satu kali di Pulau Kundur.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar