Rabu, 28 Oktober 2020

Catatan Webinar Mengubah KTI Menjadi Buku

INILAH webinar kedua yang diikuti keluarga besar Media Guru Indonesia (MGI) berbarengan dengan IIBF (Indonesia Internasional Book Fair) 2020 setelah yang pertama hari Selasa (29/09/2020) itu. Hari Rabu (30/09/2020) ini tema webinarnya adalah Mengubah KTI Menjadi Buku dengan nara sumber andal, Ibu Istiqomah, S Pd, M Pd. 

Menurut penjelasan host dan moderator saat memandu webinar, para peserta webinar yang hadir di ruang zoom sebanyak 300 orang. Artinya jatah kursi di ruang maya itu sudah terpenuhi maksimal. Sementara melalui live streming YouTobe MediaGuru juga tidak kurang 300-an orang yang mengikuti kegiatan diskusi jarak jauh ini. 

Didampingi Mas Yasin, Ibu Istiqomah menyampaikan banyak hal berkaitan KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang selama ini dikonotasikan sebagai kewajiban yang memberatkan bagi guru. Guru-guru menganggap kewajiban membuat KTI bagi guru yang ingin naik pangkat, itu adalah peraturan yang hanya memberatkan saja. Itulah pendapat dan sikap sebagian guru. 

Namun, peraturan itu tetap berlaku. Guru hanya mempunyai pilihan untuk membuat atau membuat KTI jika ingin naik pangkat. Tidak ada pilihan tidak membuat. Itu pula diantara yang dijelaskan Ibu Is, sapaan Bu Istiqomah di awal pengantarnya sebagai narasumber.

Untuk memberi motivasi kepada para peserta webinar, Bu Isti, mengatakan bahwa sesungguhnya tidaklah susah membuat KTI itu. Dengan slide berjudul.MUDAHNYA MENGUBAH KTI MENJADI BUKU Ibu Isti menampilkan puluhan cover buku hasil pelatihan Mengubah KTI Menjadi Buku yang dilaksanakan Media Guru. Katanya, selama covid ini saja sudah ada enam angkatan pelatihan dengan rata-rata 100-an orang setiap angkatan. Jadi, dalam perjalanan kegiatan ini di Media Guru sudah ada beberapa angkatan pelatihan yang dihelat MGI dengan topik ini. Meski ada yang belum jadi karena mundur dengan berbagai alasan, tapi sudah sangat banyak buku-buku guru yang tadinya adalah KTI. Itulah contoh cover yang dia tampilkan.

Selanjutnya Bu Isti meminta peserta webinar untuk mengisi dan menjawab pertanyaan berupa quiz berkaitan KTI. Pertanyaan yang diajukan adalah, untuk apa sebenarnya para guru menulis KTI. Persis pertanyaannya, "Apa tujuan Anda menulis KTI?" Pertanyaan kedua, "Dalam bentuk apa Anda mempublikasikan KTI?" Para peserta diminta menjawab dengan jujur. Dan setelah peserta mengisi quz tersebut ternyata jawaban dari para guru dominannya adalah untuk kenaikan pangkat untuk pertanyaan pertama dan untuk pertanyaan kedua dominasinya adalah jurnal, PTK, artikel dll. Satu hal yang juga menarik disampaikan Bu Isti adalah ketika pertanyaan diajukan begini, "Karya Tulis Anda untuk apa?" Ternyata jawabannya --seperti sudah saya duga, kata Bu Isti-- adalah untuk mendapat gelar. Setidak-tidaknya untuk mendapatkan pendidikannya. Selanjutnya untuk kenaikan pangkat, baru untuk diseminarkan dan dijurnalkan.

Kata Bu Isti lagi, selama ini --sebelum MGI membuat program KTI menjadi buku-- karya itu hanya sampai di KTI saja. Mengapa tidak dibukukan? Inilah yang diterobos oleh Media Guru dengan membuat pelatihan mengubah KTI menjadi buku. Ingatlah bahwa antara buku dengan KTI itu banyak sekali perbedaannya. Biasanya KTI itu pembacanya terbatas, sementara buku pembacanya luas. KTI tidak ber-ISBN sementara buku pakai ISBN. Buku itu dengan bahasa yang lebih familiar sementara bahasa KTI itu sangat formal dan terasa beku begitu. Serta beberapa kelebihan buku berbanding KTI.

Untuk itu, marilah kita ramai-ramai mengikuti program Mengubah KTI Menjadi Buku ini. Untuk apa? Agar KTI kita itu lebih besar manfaatnya. Lebih luas pembacanya. Dan jika buku kita bisa terjual juga akan mendatangkan uang bagi penulisnya. Begitu Bu Isti mengajak dan memotivasi peserta webinar untuk tetap bersemangat menyusun KTI sekaligus menjadikannya menjadi buku.***

Dimuat juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...