Selasa, 29 September 2020

Menemukan Hikmah Hujan Pagi

MUNGKIN ada rasa kesal, ketika hujan tiba-tiba berangsur turun beberapa menit menjelang azan subuh. Seperti pagi (Selasa,29/09/2020) ini. Bagi yang ingin ke masjid atau ke musalla untuk berjamaah mungkin ada rasa dongkol juga. Dongkol dalam kesabaran, tentunya. Mengapa harus turunnya menjelang mau azan?

Bagi kita yang berpekerjaan tertentu seumpama menoreh (menyadap) getah, bahkan boleh jadi lebih dongkol lagi. Jadwal ke kebun selepas solat subuh atau di waktu pagi begitu akan batal dilakukan karena syarat menyadap batang getah untuk mendapatkan --susu-- getahnya, itu adalah ketika batang getahnya kering. Jangan lagi hujan  pagi, balah hujan malamnya saja sudah cukup membuat jadwal menyadap (memotong) getah itu harus dibatalkan.

Namun, rasa kesal begitu tidak perlu membuat perasaan terlalu terganggu. Jangan juga sampai pikiran dan tindakan yang ikut-ikut terganggu. Sebagai orang beragama yang percaya kepada kekuasaan dan takdir Tuhan atas segala perbuatan, maka sikap awal yang harus dipasang adalah menerimanya. Menerima sebagaimana adanya.

Selebihnya kita akan mencari dan menemukan hikmah apa yang terkandung di dalamnya. Ada banyak iktibar kejadian yang di awal-awal mungkin tidak bisa atau tidak mudah menerimanya, justeru belakangan ada hikmah terbaik yang didapatkan di dalamnya. Apalagi perihal hujan, turunnya air yang sesungguhnya adalah kebutuhan utama bagi manusia. Penerimaan dengan sabar adalah cara terbaik bagi manusia.

Jika pun ada kejadian terburuk yang disebabkan oleh turunnya hujan, bukanlah hujan itu yang harus disesalkan. Ada banjir bandeng, misalnya. Atau tanaman yang rusak, kolam ikan yang meluap dan ikan-ikannya keluar dari kolamnya, itu semua sepenuhnya menjadi tanggung jawab manusia. Kita pula yang wajib mengelolanya agar tidak ada korban atas kejadian itu.

Menemukan hikmah dari turunnya hujan, atau kejadian alam lainnya sesungguhnya itu menajdi momen terbaik juga bagi manusia untuk terus mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Penerimaan ikhlas atas kejadian dan bahkan ujian yang diberikan-Nya, akan menambah ketenangan hidup kita di dunia.*** 
diposting juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...