SEJAK berita berpulangnya ke rahmatullah Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kundur, Kabupaten Karimun, Kompol Endi Endarto, Rabu (27/07/2020) lalu, berita-berita covid-19 semakin banyak memenuhi halaman berita (cetak dan online) di Kabupaten Karimun, khususnya dan Provinsi Kepri, pada umumnya. Media semakin gencar memberitakan corona karena faktanya telah munculnya kembali klaster-klaster baru yang terpapar covid-19 setelah beberapa waktu belakangan seolah mereda.
Sejak penetapan beberapa kabupaten di provinsi Kepri sebagai daerah zona hijau beberapa waktu lalu oleh Pemerintah sesungguhnya masyarakat begitu senang hatinya. Corona sudah mulai mereda, begitu ungkapan rasa gembira dari masyarakat. Pujian kepada banyak pihak, khususnya kepada Pemerintah yang tegas dalam penanganan covid-19 bermunculan. Menjelang datangnya Idul Adha 1441, ini rasa senang masyarakat juga membuncah karena akan dapat bersama melaksanakan solat Idul Adha dan memotong hewan kurban di masjid atau musolla. Tentu saja dengan mematuhi protokoler kesehatan.
Kini, setelah seorang pejabat menghembuskan nafas terakhirnya yang dikatakan disebabkan oleh covid-19 dan diikuti berita-berita tentang orang-orang yang berhubungan dengannya yang diduga juga terpapar covid-19, kekhawatiran dan ketakutan kembali muncul. Cenderung seolah panik bahkan. Ditambah dalam hari-hari yang bersamaan, juga ada berita pejabat tertinggi di provinsi yang dikatakan terjangkit covid-19. Akibatnya, orang-orang yang terlibat (kontak) langsung dengan pejabat tinggi ini menjadi bertambah risau karena wajib menjalani test covid-19. Heboh berita corona yang menakutkan inilah yang hari-hari ini menghiasi media masa.
Sementara karena saat ini adalah suasana Idul Adha, Hari Raya yang disebut juga dengan Hari Raya Kurban, maka saling berhimpitanlah berita-berita hewan kurban yang bertumbangan --karena dipotong-- di banyak mesjid atau surau. Saat membaca berita corona, saat yang sama juga banyak berita pemotongan hewan kurban di Idul Adha. Informasi dari Kantor Kemenag kabupaten Karimun, lumayan banyak sapi dan atau kambing yang dipotong pada Idul Adha ini. Tidak kurang 600-an ekor hewan kurban 'berjatuhan' di daerah ini.
Penggunaan diksi berjatuhan untuk makna hewan kurban yang disembelih, mungkin menimbulkan konotasi yang serasa tidak tepat. Biarlah begitu. Maksud tulisan ini hanyalah berjatuhan atau bertumbangan karena memang dijatuhkan atau ditumbangkan oleh panitia pemotongan hewan kurban itu sendiri. Jadi, agar tidak tegang sangat, ya dipakai saja kosa kata itu untuk makna yang sesungguhnya baik-baik saja.
Walaupun jumlah hewan kurban tahun ini tidak sebanyak tahun lalu, tetap saja jumlah 600-700 ekor hewan kurban se-Kabupaten Karimun, itu adalah jumlah yang banyak. Pada hari pertama saja, ratusan lemnbu dan kambing roboh dan disembelih lehernya sebagai prosesi pemotongan hewan kurban dalam Idul Adha.
Pada hari ke-2 Idul Adha, Sabtu (01/08/2020) ini, misalnya saya mendapat informasi beberapa lokasi tempat pemotongan hewan kurban. Ada di Masjid Agung (Masjid Kabupaten sebanyak 2 ekor); di Pesantren Darut Taufiq, di Masjid Baiturrahman, di Kekerabatan Banjar, Among Mitro dan beberapa tempat lainnya, masing-masing antara 2-4 ekor. Jika dihitung semuanya, pastilah lumayan banyak hewan kurban yang ditumbangkan hari ini. Kemarin juga tercatat cukup masyarakat memotong hewan kurban.
Catatan pentingnya menurut saya adalah bahwa di tengah kekhawatiran kian meningkatnya kembali virus corona, suasana Idul Adha dengan ciri khasnya memotong hewan kurban tetap dapat berjalan dengan baik. Menggunakan protokoler kesehatan --panitia dan pengunjung memakai masker, tidak berkerumunan, menjaga jarak aman, dll-- yang ketat, pelaksanaan pemotongan hewan kurban berjalan dengan baik dan aman. Tentu saja tujuan pemberi kurban supaya dapat membantu masyarakat yang kurang mampu, itu yang lebih utama. Bagaimana penyaluran daging kurban sampai kepada yang berhak. Justeru semakin banyak hewan kurban yang 'berjatuhan' itu malah lebih baik.***
Sudah dipublish di: tanaikarimun.com dan mrasyidnur.gurusiana.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar