Rabu, 02 September 2020

Puisi: Aku, Terbakarlah Aku

AKU, TERBAKARLAH AKU

Secuil
 saja rasa  
kusiramkan satu ember dongkol  berisi
bensin emosi  menggelora kemana-mana ke seantero dunia
ke lekuk dan darat negeri darah tumpah kita
kutaburkan benci, puih
kupantikkan api

Puaar
terbakar rasa muak kasar
membara mengeletar  hati dengki menyimpan gusar
padahal negeri ini perlu hati jernih hati suci
mengapa marah terbiar memantik amarah

Rasa tak berasa suka 
rasa dendam tak dendam terpendam di dalam
mengapa tak direndam hingga tenggelam ke palung paling dalam
geram tak diam, berambuslah engkau dengki, puih
berserak muntah dengkiku padamu negeri
membiarkan air dan tanah, laut dan karang segala isinya terkikis
terkikis dan akan habis
mengapa digenggam hati hitam menyimpan dendam

Semua rasa tak berasa membekukan rasa
semua manusia yang ada berlari dan bersembunyi di balik dusta
semua mata menikam rasa
di negeri yang kita adalah tuannya
di negeri yang katanya berbudaya tamadun indah warisan leluhur kita
sesungguhnya kita tidak lagi berdaya

Jika aku adalah Raja Ali Haji yang gurindamnya adalah pusaka
gurindam yang tak basah direndam tak lapuk di palung dalam
gurindam yang tak punah terkubur tanah tak melayang hilang di sayap garuda
gurindam yang pesannya terpatri di sanubari
gurindam yang menjulangkan namanya sebagai pahlawan dunia

Jika aku adalah Raja Ali Haji yang penanya lebih tajam dari bambu runcing
jasanya tidak cukup dengan seribu Mata Pena Mata Hati
mengapa aku tidak mengasah taji dengan puisi
mengapa aku tidak meruncingkan tombak dengan sanjak
mengapa aku tidak membuat puisi seperti gurindam Raja Ali Haji
kau katakan aku menjaga marwah tapi sebenarnya aku mencuri pusaka
kau katakan aku pahlawan tapi sebenarnya aku pencoleng kesiangan
merampok petuah mereka yang seharusnya ditanai mulia

Secuil rasa sudah tak berasa di hulu dada
biarkan aku siramkan emosi membakar dengki
biarkan aku terbakar bersama dosa  angkara
lebih baik aku mati dari pada seribu tahun hidupku membenci
bakarlah mimpi bersama terbakarnya api
api dengki yang bersembunyi di hati
aku, bakarlah aku hingga suci anak cucuku
Tbk, 07062020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Catatan Kunjungan FKUB Batam di FKUB Karimun

BEBERAPA hari menjelang rencana kedatangannya ke Kabupaten Karimun salah seorang pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Batam me...