Secuil saja rasa
kusiramkan satu ember dongkol berisi
bensin emosi menggelora kemana-mana ke seantero dunia
ke lekuk dan darat negeri darah tumpah kita
kutaburkan benci, puih
kupantikkan api
bensin emosi menggelora kemana-mana ke seantero dunia
ke lekuk dan darat negeri darah tumpah kita
kutaburkan benci, puih
kupantikkan api
Puaar
terbakar rasa muak kasar
membara mengeletar hati dengki menyimpan gusar
padahal negeri ini perlu hati jernih hati suci
mengapa marah terbiar memantik amarah
terbakar rasa muak kasar
membara mengeletar hati dengki menyimpan gusar
padahal negeri ini perlu hati jernih hati suci
mengapa marah terbiar memantik amarah
Rasa tak berasa suka
rasa dendam tak dendam terpendam di dalam
mengapa tak direndam hingga tenggelam ke palung paling dalam
geram tak diam, berambuslah engkau dengki, puih
berserak muntah dengkiku padamu negeri
membiarkan air dan tanah, laut dan karang segala isinya terkikis
terkikis dan akan habis
mengapa digenggam hati hitam menyimpan dendam
rasa dendam tak dendam terpendam di dalam
mengapa tak direndam hingga tenggelam ke palung paling dalam
geram tak diam, berambuslah engkau dengki, puih
berserak muntah dengkiku padamu negeri
membiarkan air dan tanah, laut dan karang segala isinya terkikis
terkikis dan akan habis
mengapa digenggam hati hitam menyimpan dendam
Semua rasa tak berasa membekukan
rasa
semua manusia yang ada berlari dan bersembunyi di balik dusta
semua mata menikam rasa
di negeri yang kita adalah tuannya
di negeri yang katanya berbudaya tamadun indah warisan leluhur kita
sesungguhnya kita tidak lagi berdaya
semua manusia yang ada berlari dan bersembunyi di balik dusta
semua mata menikam rasa
di negeri yang kita adalah tuannya
di negeri yang katanya berbudaya tamadun indah warisan leluhur kita
sesungguhnya kita tidak lagi berdaya
Jika aku adalah Raja Ali
Haji yang gurindamnya adalah pusaka
gurindam yang tak basah direndam tak lapuk di palung dalam
gurindam yang tak punah terkubur tanah tak melayang hilang di sayap garuda
gurindam yang pesannya terpatri di sanubari
gurindam yang menjulangkan namanya sebagai pahlawan dunia
gurindam yang tak basah direndam tak lapuk di palung dalam
gurindam yang tak punah terkubur tanah tak melayang hilang di sayap garuda
gurindam yang pesannya terpatri di sanubari
gurindam yang menjulangkan namanya sebagai pahlawan dunia
Jika aku adalah Raja
Ali Haji yang penanya lebih tajam dari bambu runcing
jasanya tidak cukup dengan seribu Mata Pena Mata Hati
mengapa aku tidak mengasah taji dengan puisi
mengapa aku tidak meruncingkan tombak dengan sanjak
mengapa aku tidak membuat puisi seperti gurindam Raja Ali Haji
kau katakan aku menjaga marwah tapi sebenarnya aku mencuri pusaka
kau katakan aku pahlawan tapi sebenarnya aku pencoleng kesiangan
merampok petuah mereka yang seharusnya ditanai mulia
jasanya tidak cukup dengan seribu Mata Pena Mata Hati
mengapa aku tidak mengasah taji dengan puisi
mengapa aku tidak meruncingkan tombak dengan sanjak
mengapa aku tidak membuat puisi seperti gurindam Raja Ali Haji
kau katakan aku menjaga marwah tapi sebenarnya aku mencuri pusaka
kau katakan aku pahlawan tapi sebenarnya aku pencoleng kesiangan
merampok petuah mereka yang seharusnya ditanai mulia
Secuil rasa sudah tak berasa
di hulu dada
biarkan aku siramkan emosi membakar dengki
biarkan aku terbakar bersama dosa angkara
lebih baik aku mati dari pada seribu tahun hidupku membenci
bakarlah mimpi bersama terbakarnya api
api dengki yang bersembunyi di hati
aku, bakarlah aku hingga suci anak cucuku
biarkan aku siramkan emosi membakar dengki
biarkan aku terbakar bersama dosa angkara
lebih baik aku mati dari pada seribu tahun hidupku membenci
bakarlah mimpi bersama terbakarnya api
api dengki yang bersembunyi di hati
aku, bakarlah aku hingga suci anak cucuku
Tbk, 07062020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar