Selasa, 22 Oktober 2019

Catatan Perjalanan Karimun-Nagreg (Study Comparatif LPTQ ke Al-Faalah 2 Nagreg)


Bag ke-3
Hang Nadim-Kertajati-Mahdiyyin
ALHAMDULILLAH pesawat take off dengan mulus di jalur pacu Bandara Hang Nadim ini. Semua penumpang, setelah berdoa masing-masing sambil mendengar dan memperhatikan peragaan penggunaan pakaian darurat (pelampung) dari pramugari yang bertugas, duduk dengan tenang. Di sebelah saya masih ada saya lihat yang memegang HP. Apakah HP-nya itu masih aktif atau sudah dimatikan, entahlah.

Selama mengarungi langit Batam-Kertajati dalam satu setengah jam itu perasaan khawatir bercampur senang membuncah juga di dada. Cuaca yang tidak terlalu baik membuat kami para penumpang diliputi rasa khawatir juga. Debu asap yang membuat langit berjerebu juga satu kekhawatiran kami. Bagaimanapun, kami semua penumpang tetap tenang. Yang bercerita sesama teman sebarisan kursi tampak bercerita dengan asyiknya. Yang lain tidur atau membaca juga ada. Saya sendiri mencoba mengisi waktu dengan membaca majalah yang ada di balik sandaran kursi teman di depan. Selebijhnya tertidur karena tak ada yang mau dilakukan.

Lima belas menit menjelang mendarat, pramugari memberi tahu bahwa beberapa saat lagi pesawat akan mendarat. Kami bersiap-siap untuk landing. Sabuk pengaman juga diingatkan oleh suara yang memberi pengumuman itu untuk tetap dipasang dengan baik. Alhmdulillah, pada pukul 15.25 pesawat kami menjejakkan rodanya di Bandara Kertajati. Kami pun bersiap untuk keluar pesawat.

Setelah melewati beberapa prosedur untuk keluar pesawat hingga ke depan, akhirnya kami sampai di lobi Bandara Kertajati. Kami diberitahu oleh bagian yang mengurus transportasi untuk langsung ke bagian depan lobi, area parkir kendaraan. Sebuah bus bermuatan 40-an orang sudah menunggu kami. Kami pun masuk dengan tertib ke dalam mobil berwarna kuning itu. 

Tepat pukul 16.30 (jam di tangan saya) bus bergerak meninggalkan area Bandara Kertajati. Pelan tapi tenang, bus kami meluncur menyusuri jalan yang lumayan mulus. Sekitar 10 menit bus berjalan, kami berhenti di salah satu tempat makan. Kata seorang teman, kami istirahat makan di Sumedang, saat itu.
Sekitar setengah jam kami makan dan minum, kami melanjutkan perjalanan. Saat itu pukul 17.00 kami melanjutkan perjalanan. Menurut seorang sahabat yang sudah mengenal daerah dan jalan yang akan dilalui, mengatakan bahwa untuk sampai ke Wisma Mahdiyin, tujuan ujung perjalanan sore ini, perlu waktu empat jam lebih. Wow, bakal lama kami akan sampai di tempat istirahat malam pertama ini. Bakal lama pula kami duduk dalam bus ini.

Dan benar, setelah melewati jalan berliku di perut bukit dan gunung yang jurangnya sangat dalam ketika kami melihat dari dalam bus, akhirnya kami sampai dengan selamat di Wisma Mahdiyin pada pukul 21.30. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Pesan Gubernur Saat Menutup Resmi STQH ke-11 Provinsi Kepri

GUBERNUR Kepri, H. Ansar Ahmad, menutup secara resmi perhelatan STQH (Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits) XI Tingkat Provinsi Kepri tahun 20...