Sabtu, 01 Desember 2012

Guru Luar Biasa atau Biasa Diluar?


BOSAN sebenarnya membicarakan guru 'biasa di luar' dalam arti selalu meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya di kelas. Hari gini, masih ada guru yang suka meninggalkan tugas hanya karena kesibukan di luar sekolah? Pasti ada yang nyletuk mendengarnya, "Pecat aja!" Tapi nyata dan fakta, masih ada sahabat kita seperti itu.

Ketika program sertifikasi (dimulai 2007) sudah menjangkau 1,1 jutaan dari 2,9 juta guru di Indonesia jelas bahwa sebagian besar guru sudah menikmati penghasilan yang memadai dibandingkan lima-enam tahun lalu. Penghasilan guru terendah saat ini sudah lebih besar dari pada UMR walaupun beberapa guru honorer masih banyak yang menerima penghasilan tak layak dan tak manusiawi.

Bahwa penghasilan guru di satu daerah bisa berbeda dengan daerah lainnya, ya itu bisa saja. Guru-guru (negeri) di DKI (Ibu Kota Negara) bisa berpenghasilan antara 6 hingga 10 juta per bulan mungkin tidak akan sama dengan penghasilan guru di Padang (Sumatera Barat) atau Pekanbaru (Riau) yang di bawah itu. Tapi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok ditambah tunjangan sesuai daerah masing-masing sudah merupakan penghasilan yang memadai saat ini.

Kalau demikian, sudah tidak pada tempatnya penghasilan yang kecil menjadi alasan untuk tidak melaksanakan tugas dengan baik. Sudah tidak zamannya guru beralasan harus ngojek dan ngobyek ataunyambi pekerjaan lain untuk menambah gaji. Dan jika masih juga ada guru PNS yang tidak melaksanakan tugas sesuai ketentuan dan tanggung jawabnya, jelas itu pengingkaran terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Yang didambakan tentu saja guru berintegritas tinggi. Guru yang tidak saja melaksanakan tugas utama sebagai pengajar dan pendidik yang memotivasi dan memberi inspirasi, tapi juga dapat diteladani. Dan itu tentu saja bisa dan ada pada guru-guru yang luar biasa. Bukan guru biasa di luar. Guru-guru luar biasa inilah yang sejatinya diidam-idamkan sekolah dan pemerintah. Termasuk oleh anak-anak, peserta didik.
Guru luar biasa adalah guru yang lazimnya memiliki beberapa kriteria seperti, 1) Bekerja didasari niat yang benar dan tulus; 2) Memiliki visi diri yang jelas dalam mengemban tugas sebagai guru; 3) Dalam melaksanakan tugas selalu bersemangat dan menyenangkan; 4) Tidak hanya mempunyai motivasi diri tapi juga mampu menularkan motivasi itu kepada peserta didiknya; 5) Mampu berprestasi dalam berbagai hal baik berkaitan dengan tugas pokok sebagai guru maupun prestasi di luar tugas pookoknya. Dan saya yakin masih bisa dikembangkan ciri-ciri ini. Itulah guru luar biasa yang kelak akan melahirkan generasi yang juga luar biasa.

Guru biasa di luar adalah istilah lain untuk guru-guru yang kecendrungannya meninggalkan tugas. Selalu ada alasannya untuk tidak berdiri di depan kelas. Hari ini mungkin mengirimkan surat sakit walaupun sesungguhnya dia masih bisa mengajar. Besok mengirimkan surat karena ada urusan keluarga yang sebenarnya tidak terlalu penting buat dia. Lalu masuk satu atau dua hari, di hari berikutnya ada lagi alasannya untuk tidak ke sekolah.

Jika ada kegiatan di luar sekolah yang melibatkan dirinya, maka dia akan menjadikan kesempatan itu untuk secara resmi meninggalkkan anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya di sekolah. Katakanlah dipercaya menjadi panitia kegiatan tertentu di luar sekolah, tugas luar ini seolah-olah menjadi kewajiban utama baginya. Dengan tugas-tugas di luar itu sepertinya tugas pokoknya sebagai guru menjadi tidak penting lagi.

Guru seperti ini harus diakui masih ada saat ini. Sebagai pegawai negeri tentu saja kelakuan seperti ini sangat merugikan negara yang telah memberi penghasilan cukup kepadanya. Padahal kerugian lain yang tidak kalah pentingnya adalah kerugian yang diderita para peserta didik yang lebih banyak ditinggalkan di sekolah. Nauzubillah, guru seperti ini jangan lagi ada. Jika kesadaran pribadinya tidak juga tumbuh, perlu tindakan perbaikan dari pihak-pihak yang berwewenang.***
Tulisan yang sama di: http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/01/guru-luar-biasa-yes-guru-biasa-diluar-507269.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Catatan Kunjungan FKUB Batam di FKUB Karimun

BEBERAPA hari menjelang rencana kedatangannya ke Kabupaten Karimun salah seorang pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Batam me...