KESEBELASAN usia tua, U-50-an itu hari Sabtu ( 24/11) sore tidak segarang di partai awal kemarin. Kalau kemarin kesebelasan para Kepala Sekolah itu mampu menekuk kesebelasan Ranting II PGRI Meral yang usianya rata-rata lebih muda tapi hari ini ‘tajinya’ tampak betul sudah lemah dan tak tajam. Padahal kemarin kesebalasan yang dikalahkannya adalah kesebelasan yang pada tahun lalu menjadi juara di turnamen ini (baca: http://www.mrasyidnur.blogspot.com/2012/11/ketika-kesebelasan-u-50-turun.html). Sore hari kedua ini tampak sekali umur tua memang tidak bisa disulap-sulap dan ditutup-tutup. Tua tetap saja tua dengan tenaga yang sudah kendornya.
Tapi kesebelasan ulama (usia lanjut masih aktif) atau boleh juga disebut kesebelasanbalita (bapak-bapak lima puluh tahun) yang misi awalnya hanya sebagai penggembira di antara pemain muda usia anggota PGRI Cabang Meral justreru masih ‘ketiban’ untung. Nasib baik masih menyertai mereka. Dengan kesebelasan yang kurang lebih sama mudanya dengan kesebelasan Ranting II bahkan tampak lebih berbadan kekar, klub tua ini masih mampu bertahan. Skor 0-0 tak berubah sejak babak pertama hingga babak kedua berakhir. Kesebelasan Ranting III yang badannya tampak tegap-tegap itu sepertinya kesal tidak mampu menjebol gawang kesebelasan U-50-an sekaligus mengalahkannya.
Permainannya sendiri tidak kurang menarik. Jatuh-bangun (untungnya tidak sampai tersungkur tak bangun) seperti di partai awal masih terjadi. Sorak-sorai penonton melihat bapak-bapak ‘gaek’ bermain bola membuat lapangan Sepakbola Pangke, Meral seperti penuh oleh penonton. Padahal penontonnnya sendiri hanya puluhan orang saja. Mereka adalah para guru dan beberapa siswa yang ingin meramaikan pertandingan antar ‘cikgu’ itu. Sorak-sorainya itu yang membuat suasana menjadi ramai.
Di babak pertama permainan di tengah terik matahari itu tampak hati-hati sebenarnya. Kesebelasan Ranting III sepertinya tidak ingin terjadi keteledoran seperti nasib kesebelasan Ranting II semalam. Kesebelasan balita pun juga berhati-hati. Di bagian pertahanan tampak lebih ramai pemainnya. Jadi, akan terciptanya gol seperti tidak akan mudah.
Di babak kedua, kesebelasan Ranting III berusaha menyusun serangan lebih terarah. Beberapa kali tusukan ke jantung pertahanan kesebelasan ulama mereka lakukan. Tapi gol tetap tidak terjadi. Di pihak lain, serangan kesebelasan U-50-an tidak juga kunjung menghasilkan gol. Dan skor kacamata benar-benar tidak dapat dielakkan.
Skor sama ini mengantarkan kedua kesebelasan untuk beradu tendangan finalti. Peraturan turnamen ini memang mengharuskan salah satu kesebelasan untuk gugur. Pemenangnya akan menjadi salah satu finalis menentukan juara pertama. Dan di sinilah ‘nasib baik’ itu menyertai kesebelasan orang tua-tua itu. Lima penendangnya sebenarnya hanya memasukkan dua gol. Itu tentu saja hasil yang tidak baik.
Tapi tunggu. Ternyata penendang kesebelasan Ranting III malah hanya bisa menjebol gawang lawannya satu kali saja. Empat penendangnya melenceng dan ada pula yang berhasil ditepis kiper berusia senja itu. Kesebelasan tua ini memang bertaji tumpul, sore kemarin tapi tetap bernasib baik. Hari Senin besok, kesebelasan ini akan bertanding di final melawan kesebelasan Ranting yang pointnya lebih tinggi di antara ketiga Ranting yang ikut dalam turnamen ini. Bravo rekan-rekan berusia tua tapi bergairah muda. Dirgahayu PGRI dan merdeka.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar