Jumat, 22 September 2023

Safro Enggan Diajak Berkemah

SEBENARNYA Safro sudah pernah ikut berkemah. Waktu itu masih SMP. Seingatnya hanya satu kali itulah dia tidur di bawah tenda. Langit malam dipenuhi bintang. Safro remaja yang baru kelas III SMP merasa suka waktu itu. Tapi itu sudah sangat lama. Tiga puluh tahun atau lebih sudah berlalu. Kini ada yang mengajaknya berkemah. Kebetulan Gudep SMP tempat dia sebagai tenaga kebersihan ikut diajak Kwaran untuk berkemah. Ini perkemahan besar Kwarcab.

"Saya sudah lama tidak pernah lagi ikut-ikut begitu, Pak. Saya tidak usah ikut ke Buper sana." Safro menolak namanya dimasukkan dalam tim Gudep sekolahnya. Lagi pula nanti akan tidur di bawah tenda selama tiga malam, Kamis, Jumat dan Sabtu. Safro tidak mau. Tapi dia tidak menjelaskan mengapa dia tidak mau ikut berkemah. Kepala Sekolah sudah setuju dia didaftarkan Pembina Pramuka untuk berkemah agar dapat membantu siswa di sana. Bupernya memang sangat jauh. Ke sana harus naik bus.

"Jadi bagaimana Safro, mengapa belum juga menandatangani surat pernyataan itu?" Pak Tedi kembali menanyakan kesediaan Safro. Safro tetap bulat menolak. Dia tidak banyak bicara perihal alasan penolakannya. Bahkan jika Pak Kepala Sekolah ikut bertanya, dia akan tetap menyatakan menolak, katanya. Kembali terbayang oleh Safro bagaimana isterinya dan anak semata wayang tinggal di rumah sementara dia akan tidur di bawah tenda. Bini aku tidak izinkan, Pak....Safro hanya membatin mengucapkan kalimat itu. Dia tidak mau guru tahu itu.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

H. Endang Tamami Telah Pergi

PAGI Kamis (16/01/2025) ini mendapat berita duka. Seorang teman, lebih tepatnya sebagai orang tua atau guru. Sebuah tulisan di WhatsApp Grup...