Sejak Tina menyampaikan pesan Bu Iftida, Safro sangat senang. Terima kasih, isteriku. Kata-kata itu berkali-kali disampaikannya kepada bininya. "Sayangnya Abang pergi sendiri, ya Bu?" Tina tersenyum lalu mengingatkan suaminya, agar bersyukur karena sudah dibayarkan untuk ke Tanah Cuci. "Tapi, apakah Abang akan berangkat bersama dengan orang-orang yang sudah manasik itu, ya Bu?" Tina terkejut mendengar pertanyaan suaminya. Jangan-jangan Safro salah memahami hadiah dari Ibu Iftida, kata Tina dalam hati. Itu yang manasik adalah persiapn haji. Safro kan dapat hadiah umroh?
"Sayang, coba tanyakan kepada Ibu Iftida, apa saja yang
mau disiapkan untuk berangkat ke Tanah Suci. Apakah tidak disuruh menyiapkan
pakaian ihram, misalnya?" Safro semakin tidak sabar. Dia tahu tetangga
sebelah rumah kemarin membuat acara walimatussafr haji karena sepekan lagi akan
berangkat haji. Safro berpikir dia juga akan berangkat haji. Tina kembali
menjelaskan, kalau suaminya itu bukan berangkat haji. Hanya akan berangkat
umroh, nanti. Masih tiga bulan lagi. Kini Safro baru mengerti. Aduh, salah
paham aku, katanya di hati.***
Tbk, 19052023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar