Sabtu, 04 Maret 2023

Ketika Safro Sangat Sedih

SUDAH selalu Safro melepas jenazah ke pekuburan. Sudah lazim juga mendengar berita kematian. Setiap saat ada saja orang berpulang kerahmatullah. Kita semua juga sudah biasa menerima berita begitu. Bahkan keluarga sendiri juga sudah pernah kita rasakan kepergiannya. Jika sedih dan berduka hanya dalam batas tertentu. Safro pun begitu selama ini. Orang tuanya sudah duluan berangkat kedua-duanya. Dia tabah. Salah seorang saudara sepupunya juga meninggal dunia. Safro pun dapat menerima.

Tapi hari ini dia seperti tidak dapat menerima kepergian seorang temannya. Mendadak meninggalnya, lima hari lalu. Safro tidak tahu kalau Arun, sahabat bermain dominonya itu telah tiada. Bahkan ketika Arun masuk Rumah Sakit karena keluhan sesak bernafas lima hari sebelumnya, Safro juga tidak tahu. Empat hari di RSUD untuk menerima perawatan yang konon darahnya keracunan, Safro juga tidak tahu. Kebetulan sekali beberapa hari ini Safro berangkat ke seberang, Malaysia. Baru kembali pada hari kelima, Arun sudah dikebumikan ketika dia sampai di rumah. Safro hanya bisa melihat tanah merah gundukan di atas pusara Arun. Safro melolong di atas pusara Arun itu. Orang-orang terkejut.

"Sudahlah, Bang. Tidak baik menangis begitu. Ayolah kita pulang." Isterinya mencoba membangunkannya. Safro masih menangis. Isterinya malah heran, kenapa Bang Safro begitu histeri? Padahal beberapa kali keluarga meninggal dunia, Bang Safro tidak sampai seperti ini? Bahkan meneteskan air mata juga tidak. Jangan, jangan...Tini tidak meneruskan. Dia hanya teringat kalau suaminya itu ada utang lumayan besar kepada Arun. Dia pernah pinjam uang, apakah karena itu? Tina tidak mengucapkan kalimat itu.***

Tbk, 04032023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

RLH Baznas Karimun Diresmikan Wabup

BELUM lama ini, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Karimun meresmikan sekaligus menyerahkan Rumah Layak Huni (RLH) kepada mustahik...