SAFRO terkejut. Seperti petir di siang bolong, begitulah berita itu diterimanya. Tidak disangka-sangka, temannya itu berangkat begitu cepat. Tiga hari yang lalu Safro masih diajaknya duduk 'ngopi' di Kedai Kopi Botan. Itu kedai tempat orang-orang hebat duduk santai sambil menyeruput secangkir kopi. Safro jarang-jarang duduk di kedai kopi itu. Kalau tidak karena diajak temannya itu, dia tidak akan pernah merasakan duduk ngopi di situ.
"Abang dapat berita dari mana?" Isterinya juga heran mendapat informasi kepergian teman suaminya itu. "Kalau berita dari medsos jangan dihiraukan, Bang." Tinda tidak mudah percaya begitu saja. Tapi Safro sangat yakin. Dia baca di salah satu akun medsos yang dia punya. Jarang-jarang dia membuka akun algi. Tapi malam ini tiba-tiba saja dia membukanya. Hanya karena menunggu seorang teman akan ke pasar saat motornya bocor, Safro menyempatkan membaca medsos.
"Innalillahi wainna ilaihi rojiun," itulah kalimat yang terbaca olehnya. Dan nama lelaki yang disebut di medsos itu adalah temannya itu. Temannya sejak kecil. Samp-sama di SD dan SMP. Hanya, temannya itu meneruskan sampai ke Perguruan Tinggi sememtara Safro hanya tamat SMP. Lalu bekerja membantu orang tuanya yang kerja serabutan. Safro pun cepat beristeri setelah dia yakin bekerja dari pada bersekolah. Temannya itu meneruskan ke Jawan dan setelah kembali dia bekerja di kantor. Kini sahabtnya itu telah pergi untuk selamanya. "Selamat jalan, kawan,' katanya membalas status di medsos itu.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar