Minggu, 12 Maret 2023

Safro Protes Nilai

TAHUN ini anak semata wayangnya sukses menjadi juara pertama ketika di kecamatan. Kini, Adi anak Safro bertarung di STQ Tungkat Kabupaten. “Pertama kali anak kita sukses di kecamatan, sayang.” Tidak tersenyum disapa dengan kata sayang begitu. Sudah lama suaminya tidak menyebutnya dengan sapaan sayang. Dulu, ya dulu, ketika masih pacaran kata sayang itulah yang diucapkan kalau menyapa Tina. Tidak pernah menyebut nama.

Setelah dua malam Safro menemani anaknya di lokasi STQ, tiba-tiba saja lelaki brewok itu marah-marah. Tangannya mencak-mencak sambil menyumpah-serapah. “Ini juri tidak benar. Saya menyimak anak saya membaca. Saya kan ngerti juga. Itu hanya kesalahan khofi tapi mengapa nilai fasohahnya begitu rendah?” Safro baru saja menyampaikan protes kepada salah seorang Dewan Hakim STQ setelah nilai anaknya muncul di layar besar itu. Kebetulan tahun ini LPTQ sebagai pelaksana lomba menggunakan teknologi e-Maqro sekaligus menyiarkan nilai secara langsung sejenak setelah peserta membaca.

Saat itulah dia melihat nilai anaknya lebih rendah dari pada peserta yang kabarnya adalah nilai terbaik. Tapi Safro yang merasa menyimak baaan anaknya serta semua bacaan peserta, dia merasa penamlilan anaknya lebih baik dari pada yang lainnya. Tapi mengapa nilainya lebih rendah? Pertanyaan itu dia sampaikan langsung setelah melihat nilai di layar itu. Bahkan memoto dengan HP-nya layar berisi nilai itu. Dia tidak terima kalau anaknya dijatuhkan nilainya. “Jika tidak bisa menjadi juri, ya tak usah ikut,” ketusnya sambil memukul meja di ruang itu.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Pesan Gubernur Saat Menutup Resmi STQH ke-11 Provinsi Kepri

GUBERNUR Kepri, H. Ansar Ahmad, menutup secara resmi perhelatan STQH (Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits) XI Tingkat Provinsi Kepri tahun 20...