"Ini mau raya, Bang ooi. Orang semua mau isi bensin. Mengapa sewot? Isi aja motornya. Ikut antri saja." Isteri Safro langsung menyemprot lakinya itu ketika lelaki brewok itu mengomel tak karuan kepada isterinya gara-gara antrian yang mengular setiap hari dilihatnya. Dia tidak mau masuk antrian yang memerlukan waktu lama dan kesabaran tingkat tinggi. Tapi mengapa mendadak begitu banyak kendaraan?
Safro semakin panas darah ketika dia mendapat kabar burung, kalau yang antri itu adalah orang-orang itu saja. Mereka memang berulang-ulang datang. Setelah tangki motornya penuh mereka akan mengeluarkannya di rumah dan datang lagi untuk mengisi. Begitulah setiap hari. Mereka itu adalah pedagang eceran yang menggantungkan hidupnya pada minyak. "Oh, jadi mereka itu? Mentang-mentang mau raya, mereka memborong minyak? Mengapa harus di sini? Ini kan tempat pengisian umum?" Safro seperti membentak mengucapkan kalimat-kalimat ini. Tapi tidak ada yang mendengar ocehannya. Si bututnya belum juga terisi.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar