Kini, setelah anaknya duduk di bangku sekolah, dan peraturan
sekolah mewajibkan semua anak diimunisasi sesuai surat dari Dinas Kesehatan,
itu maka Safro mengalah. Dia mau ikut isterinya, anak satu-satunya itu akan
disuntik imunisasi. Dari pada sekolahnya terganggu,” kata Safro mengalah. Masalahnya,
Akri, anak semata wayang itu meraung-raung ketika akan disuntik. Seisi sekolah
heboh dan petugas Puskesmas bersama guru tidak tega memegang dan memaksa anak
Safro untuk disuntik. Akri sempat berlari di halaman sekolah ketika petugas
melepaskannya karena meronta-ronta terus. Berita ini sampai ke telinga Safro.
Runyamnya, sejak pemaksaan suntik, itu Safro marah besar. Repotnya, marah Safro tidak bereaksi macam-macam. Dia justeru diam. Diam saja di rumah, bahkan hanya di kamar. Tina yang kini justeru panik, sudah anaknya tidak mau makan sejak kemarin itu, kini Safro ikut-ikut merajuk dengan berdiam diri. Tina bertanya, dia tidak menjawab. Dua beranak ini seperti kompak tidak mau makan. Tina kesal, masakannya tidak disintuh laki dan anaknya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar