HARI Ahad ini Safro ada undangan. Menghadiri pengajian di Masjid Baitul Amal. Di undangan tertera acaranya, Kahataman Alquran Ibu-ibu Wiridan. Lelaki brewok berjanggut itu tidak ingin mengecewakan pengurus. Sebagai Ketua Kampung Safro merasa dihargai. "Saya harus pergi. Tina tidak bisa melarangku," katanya keras kepada isterinya. Safro malam tadi bertengkar dengan isterinya, Tina karena persoalan undangan itu. Isterinya tidak merestui Safro hadir ke masjid.
"Hanya karena ingin berjumpa perempuan itu, kan? Jangan sok alim, Bang. Tahulah Tina, Abang nak hadir hanya karena janda muda itu saja." Belakangan Tina memang semakin pencemburu setelah baredar isu kalau Safro bermain mata dengan Bu Jumi, janda beranak satu, warga RT sebelah. Setelah suaminya meninggal, banyak lelaki dikabarkan berminat mendekatinya. Termasuk suaminya. Tina sendiri, setelah lima tahun berumah tangga merasa ada yang kurang di rumahnya. Itulah yang dia takutkan.
"Jadi Abang tetap ke masjid?" Tina
bersuara agak keras dan ketus melihat Safro berpakaian rapi sehabis mandi pagi.
Tina mengulang larangannya. Tina malah mengancam, kalau Safro tetap pergi dia
akan pergi dan tidak akan kembali. Safro tetap melanjutkan berpakai ala ke
wiridan. Memakai baju koko putih, celana gelap dengan songkok hitam. Safro
sudah jelaskan, dia hadir hanya memenuhi undangan. Tapi Tina tidak percaya.
Pertengkaran terhenti karena Bu Jumi datang ingin mengajak Tina ke masjid bersamaan.
Tunggu, kata Tina sambul bergegas masuk kamar untuk mengganti baju. *** (dimuat juga di blog lainnya dengan foto ilustrasi berbeda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar