TENTANG pentingnya belajar bersungguh-sungguh dan sampai batas tertentu semua orang percaya itu. Memang tidak mungkin belajar itu hanya separoh-paroh. Pangkalnya terlewat, tapi ujungnya tidak jelas. Ini tidak baik.
Ada pantun lama yang sudah sangat familiar dengan kita yang mengandung pesan itu. Pantun itu berbunyi begini,
Berburu ke padang datar
Dapat rusa belang di kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi
Pantun itu menggambarkan betapa belajar itu penting dan haruslah sampai ke tujuan. Sampai ke ujung. Tidak bisa belajar setengah-setengah. Jika hanya setengah-setengah menyebabkan tidak mendapatkan pemahaman yang sebenarnya dari pelajaran tersebut. Semua orang akurlah dengan pesan pantun itu.
Jika belajar atau berguru itu dinilai penting, artinya gurunya sendiri adalah sosok yang penting dalam proses belajar dan mengajar. Sering dikatakan bahwa guru akan menjadi penentu dalam keberhasilan pembelajran.
Walaupun dikatakan materi pelajaran, itu sangatlah penting, namun oleh para pakar pendidikan dikatakan bahwa di atas materi justeru metode penyamapian materilah yang lebih menentukan. Maksudnya sepenting-penting materi, justeru metode malah menjadi lebih penting. Sehebat apapun sebuah materi ajar jika materi itu tidak disampaikan dengan metode yang baik dan sesuai maka materinya akan sia-sia. Itulah maksud metode menjadi lebih penting.
Belakangan, membandingkan penting-tidakpentingnya materi dengan metode, ternyata penentu keberhasilan itu akhirnya akan berada di tangan gurunya sendiri. Artinya gurulah yang lebih penting diantara materi dan metode pembelajaran. Guru yang hebat akan menggunakan metode yang hebat dengan keberhasilan penyampaian materi menjadi hebat juga. Maka guru adalah penentu metode yang akan menjadikan materi tersampaikan dengan baik.
Seorang tokoh olahraga, khusus baseball di Amerika justeru mengatakan begini, "Pengalaman adalah guru yang berat karena dia memberikan tes terlebih dahulu, kemudian pelajarannya." Itu kata Vernon Sanders Law. Kalau kita biasanya memberikan pelajaran terlebih dahulu baru ada test maka pengalaman justeru sebaliknya.
Sekarang mau dari manapun memulainya, niat dan pekerjaan guru yang berbekal ikhlas akan menentukan keberhasilannya. Artinya guru adalah amat penting. Tapi pengalaman bisa menjadi guru yang sejati bagi semua orang termasuk bagi guru sendiri. Sudahkah kita menjadikan pengalaman menajdi guru? Mudah-mudahan sudah.***
Juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar