DOA PUNGGUK MENANTI BULAN
Ternyata ku tak pernah malu
menuju-Mu
Menyampaikan doa bertalu-talu
seperti debu menyerbu
Berharap banyak sepanjang masa yang
terkoyak
Terkadang terasa senak di hulu dada yang paling jauh menyesak
Bagai tak berperasaan jua aku
mengetuk pintu-Mu, Robb
memelas asa kepada Mu
mengalirkan air mata
padahal aku tak sudi melihat-Mu
hampir sepanjang waktu
Sebegitu lama ku tak pernah
malu
membiarkan lampu-lampu waktu tak
menyala menyapa
Tak jua kuhidupkan setitikpun cahaya
ibadah
Ku tak malu membentang tangan hitam legam dosa menadah doa
Menangis tersedak berpura-pura duka
Karena itukah doa-doa tak jua diijabah
Karena itukah setumpuk gundah tak pernah sudah
Pintu-Mu tak jua terbuka menunjukkan
hidayah
Karena pintuku tak juga terbuka
kuncinya
Tersumbat dosa yang terus kutabur
benihnya seluas hamparan hdiupku
Mengapa ku tak pernah malu meminta
ampun kepada-Mu, Robb
di tengah langkah dosa yang
kuayunkan sigap menghadap jurang
Mengapa ku tak malu meminta agar
dosa-dosa berkarat laknat diampuni jua
Berharap syurga ada menjadi tempat
aku bersama
Tapi kunci pintu pintaku tak jua
terbuka
Mungkinkah aku tidak pantas
meminta
Tidak layak memelas harap agar pintu
doa terbuka
Aku adalah pungguk yang tak malu
menunggu bulan-Mu
Tbk,20210406
*Dipublish juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar