Sabtu, 21 Agustus 2021

Puisi: Doa Pungguk Menanti Bulan

 DOA PUNGGUK MENANTI BULAN

Ternyata ku tak pernah malu menuju-Mu

Menyampaikan doa bertalu-talu seperti debu menyerbu

Berharap banyak sepanjang masa yang terkoyak 

Terkadang terasa senak di hulu dada yang paling jauh menyesak

Bagai tak berperasaan jua aku mengetuk pintu-Mu, Robb

memelas asa kepada Mu

mengalirkan air mata

padahal aku tak sudi melihat-Mu hampir sepanjang waktu

 

Sebegitu lama ku tak pernah malu 

membiarkan lampu-lampu waktu tak menyala menyapa

Tak jua kuhidupkan setitikpun cahaya ibadah 
Ku tak malu membentang tangan hitam legam dosa menadah doa 

Menangis tersedak berpura-pura duka


Karena itukah doa-doa tak jua diijabah
Karena itukah setumpuk gundah tak pernah sudah

Pintu-Mu tak jua terbuka menunjukkan hidayah

Karena pintuku tak juga terbuka kuncinya

Tersumbat dosa yang terus kutabur benihnya seluas hamparan hdiupku

 

Mengapa ku tak pernah malu meminta ampun kepada-Mu, Robb

di tengah langkah dosa yang kuayunkan sigap menghadap jurang

Mengapa ku tak malu meminta agar dosa-dosa berkarat laknat diampuni jua

Berharap syurga ada menjadi tempat aku bersama

Tapi kunci pintu pintaku tak jua terbuka

 

Mungkinkah aku tidak pantas meminta 

Tidak layak memelas harap agar pintu doa terbuka

Aku adalah pungguk yang tak malu menunggu bulan-Mu

Tbk,20210406

*Dipublish juga di www.mrasyidnur.gurusiana.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Catatan Kunjungan FKUB Batam di FKUB Karimun

BEBERAPA hari menjelang rencana kedatangannya ke Kabupaten Karimun salah seorang pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Batam me...