Selasa, 26 Januari 2021

Pengalaman Unik, Lain Dibeli Lain Diberi

INI pengalaman tidak baik barangkali, tapi mungkin menarik. Unik. Lain yang dibeli (dibayar awal) tapi lain pula yang diberi oleh penjual saat mengambil barangnya. Geli tapi ini terjadi begini.

Ahad (24/01/2021) kemarin, itu kembali saya berkesempatan membantu isteri. Membantu ke pasar membeli belanjaan pagi. Sering hari istirahat sekolah atau kantor seperti ini kami dapat bersama-sama di rumah mengerjakan pekerjaan rumah. Bersama-sama pula menyelesaikannya.

Karena dia bersih-bersih rumah dan pakaian juga, saya diberi kepercayaan berbelanja dapur untuk masak makan siang ini. Dia minta saya ke pasar untuk membeli beberapa keperluan dapur. Saya bersedia karena memang sudah biasa saya ke pasar sejak pensiun ini.

Sesuai pesanan isteri saya harus membeli ikan. Katanya akan dimasak menu asam pedas siangnya. Ini memang menu kesukaan saya. Bergegas saya hidupkan scutter saya dan tancap gas ke pasar yang jaraknya kurang lebih dua kilo meter dari rumah saya. Sampai di Pasar Maimun saya langsung ke kios ikan basah.

Saya lihat masih ada seekor ikan patin hidup di dalam bak berisi air. Saya langsung pesan dan dibayar sesuai berat dan harganya. Saya katakan, tolong dibersihkan dan dipotong-sesuai pesana isteri, untuk masak asam pedas.

Setelah saya bayar duluan (dibayar awal sebelum diambil) saya naik ke lantai dua, kios sayur-mayur dan bumbu-bumbu masakan. Saya katakan kepada penjual ikan, saya mau naik dulu sambil menunggu dia selesai membersihkan ikan pesanan saya.

Hanya dua menit dari lantai bawah ke lantai dua. Langsung saya menuju ke ibu penjual bumbu yang sudah menajdi langganan isteri saya. "Bumbu asam pedas, Bu," pinta saya.

"Berapa?' Dia balik bertanya.

"Ikannya satu setengah kilo," kata saya. Diapun dengan cekatan memasukkan beberapa bumbu ke dalam plastik kecil. Saya tak tahu persis apa saja bumbu-bumbu itu. Yang saya lihat ada yang berwarna merah. Itu pasti lada (cabei). Lainnya saya tidak memperhatikan.

Setelah dapat bumbu untuk ikan yang sudah menunggu di lantai bawah, sayapun turun kembali. Pesanan sayur juga dicari di lantai dua ini. Baru kembali ke bawah.

Kembali ke kios ikan, saya meminta ikan pesanan saya tadi. Dengan cekatan dia menyerahkan satu plastik kresek yang berisi ikan yang sudah disiangi. "Patin yang 1,4 tadi, Bang," kata saya karena saya merasa beratnya tidak seperti yang saya perkirakan. Jumlah ikannya juga sedikit. Ukuran kepalanya juga berbeda dengan yang tadi saya pesan.

Sepertinya dia ragu dengan plastik kresek yang mau diberikan ke saya. "Sepertinya, itu tampak sedikit berbanding ikan yang tadi saya pesan. Kalau satu kilo lebih, tentu lebih banyak." Saya jelaskan begitu.

Dia letakkan kembali sambil mencari-cari ikan saya yang sudah saya bayar tadi. Tapi sepertinya tidak ada. Lima kantong kresek yang berisi ikan yang sudah dibersihkan, tanpaknya tidak ada yang menunjukkan itu adalah ikan pesanan saya.

Abang itu menanyakan ke pembantunya, "Mana plastik Bapak ini?" Tanpa menunggu jawaban dia langsung perintahkan pembantunya mengejar seorang ibu sebelumnya sudah duluan mengambil pesanannya. Katanya ikan patin juga. Tampaknya dia salah berikan ke pembeli lainnya itu.

Setelah pemabantunya kembali dan tidak menemukan ibu yang disebutkannya, akhirnya saya harus memilih, apakah meminta uangnya dikembalikan atau menerima ikan yang ukurannya lebih sedikit itu. Atau, saya ditawarkan memilih ikan lain saja karena ikan patinnya sudah habis.

Akhirnya, saya menerima ikan yang ada itu. Ikan patin yang ukurannya lebih kecil. Untuk itu sebagian uang saya dikembalikannya. Jadi, lain yang saya beli (bayar) awal tapi lain pula yang saya diberikannya. Inilah pengalaman unik saya hari ini.***

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Pesan Gubernur Saat Menutup Resmi STQH ke-11 Provinsi Kepri

GUBERNUR Kepri, H. Ansar Ahmad, menutup secara resmi perhelatan STQH (Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits) XI Tingkat Provinsi Kepri tahun 20...