Kamis, 21 September 2017

Hijrah Pikiran (Memperingati Tahun Baru Hijriyah 1439)

SETELAH melewati satu hari bulan Muharam (1439) ini (saat tulisan ini dibuat) pastilah terpikir juga oleh kita betapa begitu cepatnya waktu berlalu. Magrib (Rabu, 20/09/2017) kemarin kita baru memulai awal tahun baru hijriyah. Pasti tidak begitu terasa setahun lalu, ketika kita (muslim) memepringati tahun baru hijriyah 1438. Ternyata kini tahun baru Islam itu telah datang lagi.

Tapi tentu saja bukan itu yang harus kita camkan dalam pikiran kita. Waktu memang akan terus terasa cepat berlalu meskipun lamanya waktu itu sesungguhnya tidaklah berubah. Satu menit tetap saja 60 detik dan satu jam tetap saja 60 menit. Begitulah seterusnya dalam satu tahun tetaplah 12 bulan, apakah menggunakan bulan Syamsiah (Masehi) atau bulan Qomariyah (Hijrah) sendiri. Yang mungkin perlu dipikir ulang adalah bagaimana kita menyikapi pergantian tahun dalam setiap 12 bulan itu. Hari ini, kita baru saja memulai tahun baru hijriyah, maka bagaimana refleksi tahun baru hijriyah itu dalam pikiran kita. Itulah yang mungkin lebih penting.

Para ulama, para ustaz atau muballigh sudah selalu mengingatkan kita. Dengan dukungan ayat-ayat alquran atau hadits, kita diberi tahu tentang makna hijrah, misalnya. Seorang ustaz menyebutkan makna hijrah yang memang dari bahsa Arab itu dalam pengertian meninggalkan, menjauhkan dan atau berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Ketiga istilah itu bisa dibahas dalam makna yang terpisah satu per satu, namun juga bisa dalam satu pengertian bahwa hijrah itu maksudnya meninggalkan, menjauhkan atau berpindah dari perbuatan yang dilarang Tuhan kepada yang diperintahkan-Nya.

Ketika Nabi Muhammad harus berpindah dari Kota Mekkah ke Madinah yang menjadi dasar awal penetapan awal pertama tahun hijriyah, 1438 tahun lalu itu,  sesungguhnya perpindahan itu disebabkan oleh tidak amannya Mekkah untuk mempertahankan ajaran Allah sehingga umat Islam harus ke Madinah (menjauh) dari tekanan untuk melakukan perbuatan yang dilarang Allah. Artinya, muslim harus meninggalkan Mekkah yang berarti meninggalkan kemungkaran untuk melakukan perbatan makruf.

Dari banyak sisi tahun hijryah yang kita pelajari, nyata sekali betapa pentingnya mengingat kembali sejarah tahun hijriyah. Hijrah yang kita pahami dalam pengertian 'berpindah' misalnya, tentu saja tidak sekadar bergerser dari satu tempat ke tempat lain. Tapi pergeseran itu disebabkan adanya tujuan untuk mempertahankan dan atau melaksanakan perintah Allah. Di situlah dasar berpikir pokoknya.

Jika hari ini kita berpikir perlunya hijryah 'berpikir' yang dalam agama lebih familiar dengan istilah hijrah fikriyah, tentu saja sangat tepat saatnya. Di tengah gencarnya informasi dari berbagai media --terutama media online-- yang cenderung menyesatkan berpikir orang dalam beragama, maka hijriyah fikriyah itu penting menjadi konsen kita. Dewasa ini begitu banyak tersebar pemikiran yang mengecilkan bahkan menghilangkan keberadaan agama dalam kehidupan. Perang antar orang-orang yang bertahan dengan akidah dengan orang-orang yang anti akidah kian gencar. Bahkan perang pemikiran antar berbagai agama juga sangat masif saat ini.

Di satu sisi ada orang-orang sekuler yang anti kemapanan agama yang ingin mengecilkan bahkan menghilangkan peran agama dalam kehidupan. Sementara di sisi lain, umat agama lain (yang tak seiman) juga saling mengecilkan keberadaan agama lain di luar keyakinannya. Ini pun akan merusak pemikiran dalam beragama yang jika tidak berhati-hati maka akan rusaklah cara berpikir kita dalam beragama.

Maka dengan peringatan tahun hijriyah ini mari kita berpindah dari pemikiran yang ingin mengecilkan atau menghilangkan agama dalam kehidupan kepada pemikiran untuk terus mempertahankan akidah kita. Jangan sampai usaha merusak pikiran itu benar-benar mampu merusak pikiran kita dalam beragama. Bertahanlah dengan akidah yang benar dengan cara meninggalkan pemikiran yang keliru dalam beragama.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...